Jumat, 09 Desember 2016

Kisah Anak Perantauan

Hay, kamu yang sedang berada diperantauan di kota orang untuk berjuang maraih segala impian di masa depan yang bahagia. Tetap semangat ya, jangan pernah menyerah! Kita sama-sama lalui getar-gentir kehidupan yang harus kita jalani di kota perantauan ini.

Merantau untuk bekerja maupun melanjutkan pendidikan bukanlah hal yang biasa apalagi sederhana dan mudah. Mengapa? Because, banyak hal yang harus kita pikirkan sebelum akhirnya kita memutuskan untuk pergi ke kota orang atau di perantauan.
Jika kita sudah berada di perantauan, pasti kita akan mengalami berbagai tantangan yang harus kita hadapi sendiri. Tapi jika semuanya kita lakukan dengan ikhlas dan benar kebahagian pasti akan kita genggam.
Selama 17 tahun aku   tinggal bersama mereka, suasana rumah dengan canda tawa ayah, ibu, dan adik-adiklah yang selalu membuatku merasa cukup dan nyaman bersama mereka. Tapi, bagaimana dengan hidup selanjutnya? Bukankah kehidupan adalah sebuah perjalanan untuk menjadi lebih dari cukup?




keluarga yang membuatku enggan untuk merantau, karena kebahagianku adalah bersama mereka. Tapi kebahagian mereka adalah melihatku kembali dengan Rizka yang lebih baik lagi dari hari-hari ku yang lalu saat di kampung halaman. kamu pergi dengan semangat2 dan mereka, maka berjanjilah untuk pulang dengan kamu yang telah meraih satu persatu impianmu dan impian mereka yang sempat tertunda demi Kebahagiaanmu.
Rumah dan kampung halaman merupakan tempatku dibesarkan dari aku berada dikandungan sampai aku menginjak 17 tahun tapi setelah itu aku akan berjuang tanpa mereka bersamaku setiap harinya, tanpa mereka yang dulunya selalu menghiasi pagi, siang,   dan juga malam. Enggan sekali rasanya meninggalkan keluarga, teman-teman, sahabat-sahabat karena   mereka banyak mengisahkan kenangan hebat yang tak ku temui di kota perantauan ini. Ditambahkan lagi, kasih sayang yang tiada henti mereka berikan sampai membuatku tak pernah merasakan yang namanya kekurangan sedikit pun. Kenangan mereka benar-benar terukit indah di hati dan memori pikiran ini. Aku benar-benar merindukan saat-saat bersama mereka.
Tapi sampai kapan? Sampai kapan aku ingin seperti itu saja? sampai kapan aku terikat pada kenangan mereka? Karena yang aku tahu dunia ini luas dengan milyaran-milyaran manusia di dalamnya ,. Aku harus pergi, aku harus bertemu dengan banyak orang yang telah Tuhan hadirkan di dunia ini. Aku harus singgah dan bertemu dengan mereka. Walau hanya saling berlewatan.
Akhirnya, kita harus memilih untuk pergi merantau dan hidup sendiri tanpa keluarga. Kamu yang selalu tinggal sama orang tua dengan berat hati kamu harus tinggal sendiri demi cita-cita mu. Karena sehangat-hangatnya rumah, kamu lahir untuk dunia yang lebih indah.
Kota perantauan, di tempat ini kita akan dipaksa untuk belajar hal-hal baru dan juga menemukan banyak tantangan yang hebat. Disini karekter individu kita berkembang dan akan meningkat dengan sendirinya. .
Kita tahu kalau tanah perantauan belum tentu membuat kita nyaman, tapi bukankan kesuksesan selalu berawal dari ketidaknyamanan yang kita rasakan disini?
Pergi merantau bukanlah pilihan yang sangat hebat atau luar biasa. Karena banyak juga yang melakukan hal yang sama.
Hal yang membuatmu awalnya benar-benar kaget adalah tak ada orang-orang yang kamu kenal, tapi dari sini kamu bisa menemukan banyak teman bahkan terkadang proses untuk menjadikannya orang yang benar-benar kamu percaya itu sangatlah susah.
Entah akan kita temukan lagi teman-teman sewaktu kita masih duduk di bangku sekolah dengan seorang pemimpin bernama guru. Yang sekarang akan kita temukan yang namanya dosen, dan juga jika kita bekerja dengan sebutan bos.
Teman-teman masa kecil yang begitu polos pasti akan terlintas dibenakmu ketika kau telah pergi di daerah perantauan.











Teman-teman SMP yang banyak mengisahkan kenangan, semanjak SMA saja yang masih berada di kabupaten yang sama susah untuk diajak ketemu, apalagi yang sekarang sudah pada berada di kota perantauan bahkan di luar kota atau bisa jadi luar negeri = D









Teman-teman SMA yang memanggilku dengan julukan kakak di kelas padahal kelahiran 1999, yang mengisahkan banyak sekali kenangan konyol walau kadang suka buat kesal. Tapi aku rindu.
Berjuang demi mendapatkan PTN yang diharapkan, teruntuk anak 3 IPA B dan juga khususnya mutiara dan mega yang rela pulang sampe hampir larut malam hanya untuk TST bareng dengan tentor-tentor yang super baik hati. Tak lupa juga untuk guru-guruku terima kasih telah memberikan aku ilmu yang bermanfaat yang inyaallah berkah. semoga Tuhan membalas jasa-jasa kalian

Orang-orang yang selalu membuatku nyaman berada dirumah. mereka alasan yang membuatku hingga saat ini bertahan dan kuat dengan tanah perantauan, meski tanpa mereka disini, tapi aku percaya doa mereka menyertai perjalanan hidupku. I miss them. 
Terbiasa hidup berdampingan dengan orang tua dan teman-teman sekolah apalagi teman terdekat itu benar-benar menyenangkan. Tapi terkadang dengan itu semua membuatmu ketergantungan pada mereka. Jika aku bersama mereka terus aku takkan temukan orang-orang baru atau bahkan pengalaman yang baru yang mungkin luar biasa diluar sana.
Ketika saat kita memilih untuk merantau, jauh dari keluarga dan teman-teman terdekat justru itulah mengajarkan kita untuk berlatih mandiri.
Ketika kita memutuskan untuk merantau, maka kita akan lebih mengenal yang namanya hemat dengan uang kiriman yang diberikan oleh orang tua kita. Saat dulunya di rumah ketika rasa lapar menghampiri kita tinggal menuju dapur dan makan dengan berbagai macam masakan yang telah ibu berikan untuk kita, namun ketika kita berada di perantauan kita akan menganggap kalau hidup di tanah perantauan begitu kejam, jika uang yang di kirim oleh orang tua tinggal sedikit atau belum waktunya lagi untuk mendapatkan kiriman maka kita akan terbiasa menakar-takar makan atau tidak di hari esok dan dimana kita harus menahan nafsu untuk membeli makanan ataupun berbelanja apa yang kita sukai, dan segala kebutuhan yang kita punya serba kita Minimalkan untuk bertahan menunggu uang kiriman yang akan datang pada waktunya. Pakaian kita yang dulunya saat kita di rumah, selalu di cucikan oleh ibu kita, namun ketika kita berada di perantauan maka kita akan terbiasa dengan hidup yang harus mencuci pakaian kita sendiri, tapi dengan begitu semua ini mengejarkan kita untuk lebih dewasa, mandiri dan hemat untuk mengatur keuangan kita sendiri.
Di tanah perantauan kamu memang lebih hidup bebas tanpa larangan dari ayah dan ibu untuk keluar malam atau yang lainnya, tapi disini kamu telah bebas. Namun kamu tidak melampaui batas dan mengerti atas batas-batasnya serta tujuanmu pergi merantau sampai kau pulang nanti. Hal inilah yang mengajarkanmu terlihat dewasa jika semuanya kau lakukan denga benar.
Jika kita hidup sendiri hal inilah yang memaksa kita untuk terus ingin mencari teman dan relasi di sana sini. Kau akan temukan
Dan ketika kita memutuskan untuk pergi ke tanah perantauan kita akan mengenal banyak orang-orang baru yang juga senasib dengan kita. Bahkan orang-orang baru itu bisa jadi menjadi keluarga baru kita. Betapa bahagianya kita bertemu dengan orang-orang baru terutama jika mereka benar-benar mengerti kita layaknya keluarga dan sahabat kita di kamppung halaman yang telah kita tinggalkan untuk cita-cita kita.
PAMB ..............










Merekalah orang-orang yang selalu aku temui setiap kali ada mata kuliah dan selalu berbagi bersama disaat tugas-tugas menumpuk dan teramat susah di selesaikan, mereka juga yang sering di kampus sampai hampir larut malam atau di kostan yang lain hanya demi mengerjakan tugas, dan menemani kita untuk belajarr, kita saling membantu satu sama lain sampai nanti kita akan sama-sama mengenakan toga dan sukses bareng-bareng. tetap semangat untuk menjalani KKNI teman-teman seperjuangan. aamiin



Mereka yang pintu kamarnya akan selalu terbuka menyambut kedatanganku sepulang aku dari kuliah, lelah menjadi senang melihat wajah mereka, bercanda bersama, tertawa bahkan mereka juga yang kini mendengarkan keluh kesah ku tentang tugas-tugasku yang menumpuk dan orang-orang yang menyebalkan bahkan yang ku temui .   Meski berasal dari daerah yang berbeda-beda, akhirnya kota medan ini menyatukan kami yang senasib di kota perantauan.
Kembali ke kampung halaman adalah hal yang paling di tunggu-tunggu oleh anak perantauan karena suasana di sana sulit untuk mereka temukan di tanah perantauan ini. Rindu yang semakin mendalam membuat mereka ingin kembali pulang tapi perjuangan mereka belum selesai di tanah perantauan ini.
Saat kau pergi merantau kau benar-benar merasakan betapa berartinya berada di samping ayah dan ibu yang tak pernah kau sadari sebelumnya. Di saat kamu sendiri akan membuatmu menangis dan merindukan suara ayah dan ibumu, canta tawa mereka yang selalu menghiasi hari-harimu, bahkan perhatian mereka. Adik, kakak, atau pun abang yang sering membuat kamu jengkel, kesal sampai telah menjadi teman berantam di rumah, namun sosok mereka benar-benar kamu rindukan saat kita tak lagi serumah dengan mereka. 
Dulu kumpul bareng keluarga merupakan hal yang biasa-biasa saja bahkan terabaikan oleh kita, namun ketika kita berada di perantauan bisa pulang dan kumpul bersama keluarga adalah hal yang paling luar biasa. Karena merantau membuat kita mengerti bahwa keluarga merupakan hal yang benar-benar berharga, karena hanya merekalah yang akan tetap menerima segala kekurangan dan kelebihan yang kamu miliki, karena kita akan kembali pada satu titik juga yaitu keluarga.
Merantau membuatmu menemukan tempat-tempat yang baru dengan teman-temanmu yang juga merupakan anak perantauan. Karena merantau akan membuka matamu pada berbagai kisah-kisah baru yang akan kau temukan.
Selamat berjuang anak perantauan hari ini kau memang merasakan sakitnya dan kejamnya kehidupan tapi insyaallah usaha yang kau lakukan hari ini akan menuai hasil yang indah untuk kedepannya. Tetap berjuang dan bersemangatlah sahabat.