Rabu, 08 April 2015

Tokoh Dibalik Sukses ku

 Cerpen Tokoh Dibalik Suksesku

Aku dibesarkan dan dididik hanya dengan seorang Mama, wanita yang begitu berharga dalam hidupku. Karna mama aku ada didunia, namaku Tasya.  Mama sama Papa telah bercerai semenjak aku berada di kandungan, papa meninggalkan mama dan  lebih memilih perempuan pilihan orang tuanya dibandingkan mamaku yang tengah mengandungku, hanyak jarak berapa bulan papa berada disamping mama, waktu itu mama tengah mengandungku selama 2 bulan. Aku sangat membeci papa, bagiku dia telah mati. Bagiku dia hanyalah debu yang tak berarti, bagiku dia adalah sampah yang tak terpakai. Hanya ada 1 pertanyaanku di bena hatiku semenjak mama menceritakan tentang hidupnya dengan papa. Pertanyaan itu
“Apa alasan Papa meninggalkan Mama?, apa dia tak menginginkan aku terlahir sehingga dia pergi begitu saja dan menceraikan mama, apa wanita pilihan orang tuanya lebih kaya dibandingkan mamaku yang sederhana, Atau lebih cantik. Papa jahat, ya dia lelaki yang jahat dalam hidupnya”
Dulu semenjak aku kecil hingga aku tahu detik itu  kenyataannya yg ada ku kira papa adalah orang yang baik, yang selalu perhatian padaku, dulu papa sering bersamaku setiap pulang sekolah, namun mama selalu melarangku buat berjumpa sama papa, aku yang awalnya tak mengerti mengapa mama melarangku ? Aku sengaja setiap hari berjumpa papa, agar aku tahu kenyataan yang sesungguhnya, setiap kali mama melarangku, aku selalu bertanya pada mama
“Dia papaku, aku berhak jumpa dia ma. Mengapa mama melarangku?”
Namun mama hanya mampu terdiam dan pergi dari hadapanku tanpa menjelaskan sepatah katapun
Hingga suatu hari Mama bosan melihat ini semua, pada saat itu aku kelas 2 SMP, aku dijemput sama papa, namun mama juga menjemputku, awalnya aku hampir naik mobil papa, namun mama menghampiriku dan menarikku, mama yang tak pernah menjemputku semenjak SMP namun sehari ini dia menjemputku, apa dia takut aku akan akrab dengan papa. Disana aku teramat malu, mama nangis marah dihadapan banyak orang,didepan teman-teman bahkan guruku
“Sini sama mama” suara mama yang tiba-tiba datang dari belakangku dan menarik tanganku
“Mama, tumben jembut aku. Oh ya ma aku ikut papa ya”  kataku
“Apa kamu bilang?, kamu lebih milih papa kamu dibandingkan mamamu sendiri. Oh ya pantas papamu menjemputmu naik mobil sedangkan mama hanya naik sepeda montor” kata mama dengan rasa kecewanya
“Ma, mama kok ngomong kek gitu. Aku kan lebih sering sama mama dibandingkan sama papa, jadi wajar dong ma, kalau aku ikut papa sebentar, mungkin aku kangen sama papa”
“Puas kamu lelaki kurang ajar, anakku lebih memilih kamu dibandingkan aku yang merawatnya dengan susah payahku sendiri, puas kamu sekarang” Kata mama sampul mendorong bahu papa
“Dia anakku juga”
“Anakmu, kau bilang?, mikir siapa yang merawatnya aku, aku ibunya, tanpa ada seorang ayah disampingnya” mama menangis sambil meninggalkan aku dan papa
“Pa aku ikut mama. Mama, tunggu.” suara sambil mengejar mama
“Tasya, sama papa saja” Kata papa namun aku tak menoleh sedikitpun
Pada saat ku menghampiri mama, perlahan aku peluk mama, Namun mama yang segera hapus air matanya dia tak ingin melihatkan kesedihannya padaku.
“Ma, kita pulang ya. Tasya yang ngendarai sepeda motornya ya”
Mama tak menjawab apa-apa mungkin mama masih kesal dan kecewa padaku yang berulang kali di bilangi “Jangan jumpai papa” namun aku malah ngeyel, aku malah membuatnya sedih bahkan nangis. Aku sangat menyeyanginya. Dia wanita hebat dalam hidupku.
Sesampai dirumah mama menyuruhku makan, dia telah menyiapkan makanan untukku, setelah aku selesai, aku masuk kamar. Mama mengetuk pintu kamarku dan membukanya.  Mama melihat aku tengah tertidur lelap, padahal aku hanya pura-pura. Dengan lembutnya mama mencium keningku dan menghelus-helus rambutku
“Mama, sayang banget sama tasya, Mama pengen tasya jadi orang hebat, meskipun tasya gak terlahir dari orang hebat. Sayang maafin mama. Mama gak pernah  ngasih tahu alasan mengapa ngelarang kamu jumpa sama papa, mama hanya tidak ingin masa lalu yang pahit itu mengiris-iris hati mama lagi. Tidur yang nyenyak ya sayang” Kata mama dan beranajak dari tempat tidurku
“Ma” panggilku dan telah membuka mata
“Tasya, kamu belum tidur”
“Tasya tadi gak tidur ma. Ma ceritakan sama Tasya apa yang terjadi, dulunya. Tentang mama sama papa. Tolong ma. Tapi tasya gak maksa mama buat cerita. Kalau memang itu yang membuat mam sedih mama gak usah cerita gapapa kok” Kataku dalam wajah yang cemerut
“huuuummmmmmmmmm” Mama menghelakan nafasnya dalam-dalam lalu menghampiriku kembali
“Mama mau ceritakan sama tasya”
mama menggelengkan kepalanya, tanda mengiyakan pembicaraanku

"semenjak mama mengandungmu, papa meninggalkan mama dengan alasan bekerja keluar kota, oke mama percaya, tapi pada saat 2 minggu, mama kedapatan surat undangan dan surat yg ternyata dari papamu, dia bilang dia mau menikah dengan wanita yg telah dijodohkan orang tuanya, jujur mama nangis, kertas tadi langsung mama remuk dengan geramnya, keesokannya dia datang jumpai mama dengan kata minta maaf sambil memberi surat perceraian itu dan bahkan dia menyuruh mama untuk menggugurkanmu, karna dia takut mama tidak bisa merawatmu dan membiayaimu tapi lihat sekarang kamu bisa bersekolah hasil keringat jerih payah mama, dengan baik dan dengan keadaan mama yg tengah mengandungmu, dia tega seperti itu, oke mama mulai ikhlasin semuanya walau sakit, mama lalui hari2 mama tanpa seorang suami disamping mama, mama sampai dituduh hamil diluar nikah, karna waktu itu mama baru pindah, karna gak sanggup mendengar gosip2 tetangga mama pergi ke luar kota dengan kandungan mama yg semakin membesar mama mencari rumah sana-sini, dengan keadaan biaya2 mama, mama bekerja menjahit pagi-malam gak perduli semuanya, pahitnya mama lalui sendiri, hingga sampai pada saat mama mau melahiri kamu, mama telpon kakek, untuk segera ke rumah membawa bidan, mama tunggu sambil menahan rasa sakit, mama pertataruhkan nyawa, mama kuat demi kamu, mama ingin kamu lahir didunia, mama yg membesarkan kamu, merawatmu, membiayai semuanya dengan sendiri tanpa ada sosok papa disampingmu kau bahagia, tapi lihat setelah kebahagian itu datang umur kau 7 tahun papamu mengusik hidup kita lagi, bahkan dia ingin membuat kamu jauh dari mama, dimana hati papamu nak, setelah sekian lama dia ninggalin kita dan disaat kita sudah gak butuh dia kemana dia?, mama cuma takut kamu dekat akrab sama dia dan bakalan ikut dia dan tinggalin mama" 
Aku cuma bisa menangis, perlahan ku peluk mama sambil berbisik di telinga mama "ma, aku gak bakalan tinggalin mama, dia bukan papaku, papaku sudah mati bagiku, dia sampah bagiku" 
lalu aku menatap wajah mama dan menghapus air mata mama
"Sudah ya ma, jangan nangis lagi aku disamping mama, mama jangan takut aku gak bakalan seperti kacang yg lupa pada kulitnya"
semenjak itu gue langsung benci sama papa, setiap dia jemput gue ke sekolah , ajak gue main gue cuma bilang
"Jangan pernah jumpai saya lagi lelaki tak bertanggung jawab, saya benci anda" 
"Tasya, jaga omonganmu, aku ini papamu"
"papa ? hahaha, papa anda bilang, setelah sekian lama anda ninggalin saya dan ibu saya dan sekarang anda datang dikehidupan kami lagi, anda mau apa sih, mungkin anda sudah kena karma sehingga anda datang lagi di kehidupan kami, ingat papa saya sudah mati, camkan lelaki pengecut" 
"Tasyaa" tangan papa hampir menampar ku 
"kenapa? kenapa anda tak lanjutkan tamparan anda ke saya, apa anda takut saya laporkan ke polisi, ingat yaa anda bukan siapa2 saya, jadi tolong jangan sakiti saya dengan tangan anda, dan juga jangan sakiti ibu saya dengan prilaku anda, sebelum anda masuk dikehidupan kami lagi, kami sudah sangat2 bahagia, jadi tolong jangan usik kebahagiaan kami, permisi" kata ku langsung pergi ninggalin papa
6 tahun kemudian
Tidak terasa waktupun terus berlalu, sebentar lagi 3 bulan lagi aku bakalan wisuda menyandang S1 ku, gelar S.Pd , gue bersyukur pada Allah hanya dengan dibesarkan oleh seorang ibu, aku bisa juga kuliah meski dengan biaya yang pas2an, mama memang keras mendidikku tapi didikannya berbuah manis bagiku, mama rela pontang panting pagi siang malam bekerja demiku, namun terkadang aku masih sering menyakiti hatinya, 
"ma, sebentar lagi tasya wisuda, makasih ma buat semuanya, mama hebat banget" kataku sambil menciup kening mama
"Sayang, mama bangga banget. Nanti setelah ini kamu lanjut lagi ya ngambil S2"
"apa ma S2, biaya dari mana ma?"
"jangan pikirin biaya, yang penting niat mu nak, mama usahain untukmu, mama pengen kamu sukses agar gak ada orang yang ngina kita, mama mau tunjukin ke mereka bahwa dengan keadaan mama yg seperti ini mama bisa sekolahin kamu tinggi2, biar gak  ada yg sepele sama kita"
"yaudah ma, tasya ikut mama" 

sebenarnya gue gak yakin bakalan lanjut ke S2 ini dengan kondisi ekonomi kami, mama hanya seorang penjahit, umurnyapun sudah semakin tua.
3 bulan kemudian
gue mengenakan pakaian toga, terlihat cantik kata mama, sungguh gue lihat kebahagian dimata mama ngeliat gue memakai pakaian ini dan menyandang gelar S.Pd. pada saat dikerumunan orang2 wisuda yang banyak, saatnya buat nyebutin siapa mahasiswa yang berprestasi ditahun ini
"Baiklah, saya akan menyambut orang yg membangkitkan universitas ini dengan karya2nya, dia sangat berpotensi, ini dia Tasya Lestari, berikan tepuk tangan yang meriah, silakan maju tasya" kata salah satu panitia acara wisuda ini 
Sungguh gue gak menyangka nama gue bakalan dipanggil, disamping gue ada mama, gue nampak mama senyum bahagia sampai gue dengar mama bicara seperti ini
"Allah, aku berhasil mendidik anakku" 
ku peluk mama,
"semua karna ada mama, Allah baik banget sama tasya kirimkan mama sehebat dan sebaik mama, Love you mom" kata gue sambil peluk mama lalu maju kedepan
waktu gue maju seseorang lelaki bertepuk tangan dengan keras, lelaki itu orang yg gue benci dalam hidup gue, ya gue lihat sosok papa, yg ada disana, gue lihat dia juga nangis melihat gue , nangis terharu atau nangis penyesalan udah ninggalin gue sama mama, tepukan tangan papa, orang pertama buat gue disaat gue maju , sungguh gak ngaruh bagi gue, gue ttp benci sama dia. Gue pegang perlahan Mix yang diberikan oleh panitia dan gue mulai berbicara
"Gue makasih buat semuanya, terutama buat orang yg menggunakan jilbab bunga2 di ujung sana, dia orang dibalik sukses gue, dia orang dibalik kebahagian gue hari ini , dia orang yg berjuang mati2an dengan sendirinya buat besarin gue sampe sekarang gue jadi orang hebat, dia yg buat gue bisa maju seperti sekarang ini, dia penyemangat hidup gue, dia yg gak pernah bosan2 buat nasehatin gue walaupun gue jarang dengarkan, yaa kalian pasti tau dia siapa? ya dia mama gue, orang yg besarin gue sendirian, orang yg rela bekerja setiap saat buat biayain gue, dia hanya seorang penjahit namun dia bisa buat gue berdiri disini, merasakan yang namanya bangku kuliah, merasakan yg namanya sekolah tinggi, gue kira gue gak bakalan lama dan bakalan putus kuliah dengan keadaan dan kondisi ekonomi kami, tapi gue salah, di saat gue mau nyerah dan pengen putus kuliah dia selalu semangatin dan tenangin gue sehingga gue bisa kuat lanjut sampai saat ini. Mama Makasih untuk segalanya, karnamu aku bisa dikenal dan di hargai orang lain, penghargaan ini khusus untukmu mama, terima kasih" kata gue dan langsung turun dari panggung
Gue lihat semua orang nangis terharu dengar kata2 gue. Gue juga lihat mama nangis terharu liat gue bisa maju seperti tadi, gue hampiri mama, tanpa basa-basi mama peluk gue. 
pada saat selesai dan sudah pada mau pulang, tiba2 papa menghampiriku dan memberi selamat padaku
"Tasya, papa bangga sama kamu"
Aku hanya tersenyum dan mama langsung pamitan sama gue, buat nunggu ditempat, kali ini mama biarin gue buat ngomong sama papa berdua
"Papa bangga kan sama tasya, seharusnya papa berterima kasih sama mama, yang biarin tasya tetap bertahan hidup, tasya tau kok pa, dulu papa sempat minta mama buat gugurin tasyakan, dengan alasan papa takut mama gak bisa besarin, ngerawat, mendidik dan bahkan membiayai tasya, namun mama tetap biarin tasya hidup, karna dia tau tasya bisa jadi orang hebat meski hanya ada seorang mama disamping tasya tanpa ada seorang papa yg ikut campur dalam hidup tasya, tapi lihat sekarang pa, papa salah, salah besar kalau papa pikir mama seperti itu, sekali lagi tasya bilang berterima kasihlah pada mama, yg tetap biarin tasya hidup, permisi pa. Assalamualaikum"
"wa'alaikum salam"
Gue gak menyangka bisa bicara sebijak itu sama orang yg udah nyia2in hidup gue, jujur sebenci apapun gue sama dia, dia tetap papa gue. Gue udah mulai buka pintu hati gue buat maafin dia, tapi belum sepenuhnya gue cuma butuh waktu saja untuk bisa menerima nya kembali   di hidup gue.

Seiring berjalannya waktu, seorang dosen meminta gue buat jadi asistennya, gue terima tawaran itu, gue bekerja sambil kuliah untuk S2, mungkin dengan cara ini gue bisa bantu2 mama. 
2 tahun kemudian 
Gue cuma ngambil 2 tahun untuk gelas M.Pd gue , 6 bulan lagi gue bakalan nyandang gelar itu, 
selama gue dirumah gue merawat mama,karna Mama sakit. gue udah coba bawa mama ke doktet mana2, namun mama tidak kunjung sembuh, mama cuma minta di rawat dirumah dengan gue, oke gue turuti apa kata mama, 
selama sebulan gue merawat mama, gue hampir bosan ngurusin mama, yang taunya cuma bisa kencing di tempat tidur, dan gue yg beresin semuanya, mama yg taunya cuma nangis dan nangis saat gue marahin, saat gue bilang kalau mama nyusahin hidup gue.
sampai suatu hari gue bosen sama semuanya
"Ma, kenapa sih mama gak bisa dibilangin, kalau mau kencing ya ke kamar mandi, jangan taunya cuma nyusain aku aja aja dong ma" 
waktu gue bilang seperti itu mama cuma nangis sampai gue pegang bahu mama
"ma, jangan tahunya nangis, nangis dan nangis, mama kira dengan nangis cape tasya hilang" 

waktu gue bicara seperti itu, mama gapai dan berusaha kuat berdiri sendiri
"Ma, hati2 dong"
"lepasin mama, mama cuma gak mau nyusahin kamu"
Gue tak lepasin mama, tapi mama yg ngelapasin gue dan seketika mama hampir jatuh namun dia hanya oyong, lalu membuka lemari dan memberi diary tentangku dulu padaku, ku baca perlahan2 jujur gue nangis apa lagi waktu gue baca kejadian mama sekarng sama kejadian kecil gue dulu
yg isinya
"putriku suka ngompol, hingga sampai 4 tahun baru berhenti, aku tak pernah lelah untuk mencuci sprai setiap saat, pakaiannya, karna aku senang melakukan itu" jujur gue nangis sungguh berbanding terbalik dengan gue yg malah bilang kalo gue benci di posisi ini, mama hanya nyusahin gue, gue baru sebulan disusahin mama bagaimana dengan mama yg udah gue susahin selama ini , astaga berdosanya gue
"Putri ku jelek kalau nangis, jadi aku selalu ada cara buat nenangi dia, agar dia gak nangis, berbagai cara ku lakukan, dengan sendirinya untuk dia, tiap dia nangis selalu ada aja yg buat dia diam ketika ada dipelukanku, aku bahagia miliki dia, dia gak pernah menyusahkan bagiku" isi diary berikutnya
Gue nangis terisak isak, sampai tiba2 gue berlutut dihadapan mama, buat minta maaf namun mama gak pernah biarin aku untuk berlutut padanya sehingga dengan lembutnya dia mengangkatku dan memelukku aku pun menangis dibahunya
"Ma, maaf in tasya ya, tasya janji gak bakalan buat mama sedih lagi, tasya sayang sama mama"
1 menit kemudian gue heran kenapa mama, gak ada jawab omongan gue, dan tetap peluk gue , 
"ma,.Mama"
perlahan gue lepas pelukan gue dari mama, gue lihat mama tertidur lelap, kenapa mama? gue lihat dia serasa tak bernafas lagi, denyut nadinya tidak berdetak lagi,
"ma, bangun maa, mama bangun"
kata gue sambil baringin mama di tempat tidur,
ini serasa mimpi buat gue, kalau mama udah gak ada lagi dikehidupan gue. Ini serasa buyar buat gue, Allah katakan mama masih hidup
"ma, bangun. Tasya gak mau kehilangan mama, ma sebentar lagi tasya wisuda tasya pengen mama ada disana kita tunjukkan sama papa, kalau mama bisa buat aku jadi orang hebat, ma bangun, mama tega biarin tasya sendirian, mama tasya cuma pengen mama gak ada yg lain ma" kata gue sambil gue lihat semua buram dan tiba2 gue pingsan gue gak inget apa2 lagi tiba2 gue udah dikamar gue dan sudah ramai orang diluar, Jujur gue belum kuat menerima kenyataan ini.
Gue lihat kerumunan orang membacakan doa2 untuk mama, gue cuma bisa nangis dan menuju kamar mama. Gue nangis disana, pikiran gue buyar gue nagis sampai pada saat gue mau berkaca dan mau mencari alat tajam buat bunuh diri biar gue bisa ketemu mama, tapi yg gue dapat bukan benda tajam melainkan rekaman, gue tekan on, yang hadir suara mama, dengan suara2 ayat suci alqur'an diluar dengan gue yg dengarin rekaman mama. yang bunyinya
"Assalamualaikum, putri mama. Mama buat rekaman ini disaat mama tau kalau mama terkena penyakit leukimia , kata dokter  hidup mama tinggal ngitung bulan, dan maaf nak mama sembunyiin penyakit mama sama kamu dan meminta untuk setiap dokter menyembunyikan penyakit apa yg mama alami, mama cuma gak mau kamu khawatir sama mama, sayang mama bangga banget miliki kamu, mama pengen kamu jadi orang hebat ya nak, Meskipun kamu hanya terlahir dari rahim seorang wanita miskin tapi bukan berarti kamu gak bisa jadi orang hebat, bentar lagi kamu bakalan wisuda lagi, mama yakin banget kamu bakalan berprestasi lagi, sayang mama minta penghargaan kali ini kamu berikan pada papamu ya nak, gimana pun dia juga tokoh dibalik kesuksesanmu, syg makasih ya udah buat mama bangga, nak jika suatu saat nanti mama ninggalin kamu untuk slamanya, mama cuma pesan tetaplah berkarya dan berguna bagi banyak orang, Disaat mama gak ada lagi disampingmu selamanya kembali ke papamu, dia merindukanmu, dia sayang sama kamu nak, sayang meskipun mama ninggalin kamu selamanya tapi hatimu, masih ada mama, salam sayang untuk putri cantik mama"
setelah gue dengar rekaman itu gue nangis dan berlari menghampiri mayat mama, gue lihat mama senyum, 
"Ma, tasya sayang sama mama" 
"Tasya, jangan terlalu sedih ya nak, Allah cuma ngambil 1 orang baik untuk nemaninya di surga sana, tasya jangan sedih ya , mama disana sudah tenang kok, karna sekarang mama dekat dengan Allah" kata papa dari belakang gue
Gue yg awalnya sangat2 benci sama papa, tapi gimanapun dia ttp papa gue, pasti dia sayang sama gue meskipun rasa sayangnya tak sebesar rasa sayang mama padaku. ku peluk papa sambil menangis
5 bulan kemudian

hari ini gue wisuda buat raih gelar M.Pd gue. dulu mama disamping gue, mama pasti senang banget di surga sana liat gue hari ini
"ma, andai saja mama masih ada disini, hari ini tasya wisuda ma, tasya tau kok kalau mama lagi ngawasin tasya, liat tasya, mama juga pasti bahagia lihat tasya sama papa sekarang akur lagi, makasih ya ma, untuk jasamu yang tiada henti untukku"
Semua sama seperti wisuda gue 3 tahun lalu tapi bedanya dulu ada mama, gue juga jadi mahasiswa yg berprestasi gue maju dan berbicara
"Tidak banyak yg mau saya sampaikan, sampai detik ini dan selamanya saya selalu mengucap trima kasih pada Allah, pada semuanya, pada Mama yg sudah dekat sama Allah, Papa orang yg pertama kali dengan kerasnya bertepuk tangan dan berdiri dari kursinya disaat saya sukses, Papa penghargaan ini untuk papa"
Gue turun papa peluk gue sambil berkata
"Papa gak menyangka, Papa bakalan bisa sedekat ini lagi sama putri papa"
"janji ya pa gak bakalan buat tasya benci lagi sama papa"
"iya sayang"
Mama pasti disana bahagia banget liat hari dan waktu ini berpihak lagi ke gue, Allah jaga mama ya disana, tunggu aku ma, setelah Allah panggil aku, kita pasti akan sama2 kekal abadi. Sekarang impian mama jadi kenyataan ini kan yg mama harapkan tasya jadi orang Hebat meskipun tasya gak terlahir dari orang yg berkarir hebat. Tapi mama hebat dlm hidupku.

"Tuhan Tahu yng terbaik untuk kita. Terkadang jutaan2 mimpi yang kita rajut namun dia memberi yang jauh lebih indah dibandingkan jutaan2 mimpi yg kita rajut tersebut"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar