Minggu, 21 Juni 2015

Friendzone



Friend Zone
 Bagaimana rasanya kau bisa dekat dengannya, dapat perhatian dengannya kau menganggapnya lebih dari seorang teman tapi dia hanya menganggapmu teman. Kamu mencintainya namun dia malah mencintai orang lain, dan menceritakan orang yg dicintai padamu.
Disini aku akan bercerita tentang Friend Zone yang mungkin biasanya setiap aku buat cerita pasti happy ending tapi kali ini bakalan sad ending. Orang tua Putri dan Farel bersahabat sejak kecil begitupun dengan putri dan farel, rumah mereka bersampingan.
Hari ini mereka akan ke sekolah. Farel akan menjemput putri ke rumahnya.
"Udah siap put"
"Udah dong yuk pergi"
"Oke, bos"
Merekapun pergi ke sekolah bersama2. Mereka duduk berdua mereka layaknya sepasang kekasih, Farel memang mendam perasaan pada Putri, tapi tidak dengan putri dia menganggap farel hanyalah sebagai sosok sahabat dan tidak lebih dari itu.
"Rel, nanti temanin gue makan ya"
"dengan senang hati"
Mereka pun pergi ke kantin, untuk makan. Dikantin Farel dan putri tertawa bercanda walaupun lagi makan.
"eh, awas liat nih nasi lu gak masuk" sambil mengambil nasi di bibir farel.
"Makasih ya" kata farel sambil tersenyum.
"Bahagianya lu bisa letakin tangan lu di bibir gue walau hanya perkara sebijik nasi, perhatian banget" kata Farel dalam hatinya sambil menatap Putri yg sedang makan.
Putri yg melihat tingkah farel langsung melambaikan tangan didepan wajah farel.
"Woy, melamun aja. ngapain natapin gue dari tadi"
"Gak,  geer banget lu"
Farel menganggap perhatian putri padanya berlebihan padahal itu hanya kebetulan, bahkan putri menganggap hal itu biasa.
Setelah mereka selesai mereka kembali ke kelas , di les ini jam kosong jadi siswa/i  membuat kegiatan dan gosip masing2 pastinya itu mah kerjaan cewek.Namun berbeda dengan Putri yg sibuk dengan hp nya anteng di bangkunya, sementara farel main2 gitar sama teman2 lainnya. Dia memang bermain bersama teman2 lainnya tapi pandangannya selalu ke arah Putri yg sedang sibuk dengan Hpnya. Karna telah lama dia memetik gitar akhirnya dia memberikan gitar tersebut kepada temannya yang lain
"Ini broo, tangan gue udah capek" Katanya sambil pergi ninggalin teman2 lain dan menghampiri Putri.
"Sibuk aja sama gedjeynya si put, main napa sama teman2 lain, kebersaaman bareng teman2 itu lebih mahal loh dari gedjet"
"Iya iya gue tau kok, gue kan biasanya juga gabung sama kalian, bahkan gue paling lasak, tapi gue mau disini aja"
"Kenapa lu betah sama gedjet lu sekarang?"
"Rel, gue lagi dekat sama seseorang, makanya gue betah gitu"
"Seseorang, cowok cewek?"
"Cowoklah, gue memang ngagumi dia sejak gue masuk SMA, tepatnya sejak dia main basket"
"Kelas berapa ?"
"IPS 2, gue senang banget. Nanti kalau gue jadian sama dia lu bakalan gue traktir makan deh"
"Yaudah terserah lu"
"Jangan ganggu gue dulu ya, gue lagi kasmara ini, lu main aja sama teman2 sana, nanti bakalan gue ceritain deh"
"Oke, gue sama mereka lagi" kata rendy sambil tersenyum padahal mah hatinya udah menangis.
"Gue bahkan gak pengen lu jadian sama cowok yg lu banggakan itu didepan gue, walaupun gue bakalan lu  traktir tapi gue butuh sedikit aja lu bisa liat perjuangan gue buat dapatkan elu, padahal gue selalu ada buat lu tapi kenapa lu gak peka sih, biasanya cewek itu setua gue gampang banget peka, tapi kenapa lu beda" kata hati Farel yang tetap memperhatikan Putri meskipun dia sekarang besama teman2 lainnya.
Bel pun berbunyi pertanda pulang sekolah.
"Yuk pulang"
"Yuk"
Di perjalanan pulang Gerimis tiba2. Angin bertiup kencang.
"Put, ambil jaket di tas gue, pake buat lu"
            Putri pun mengambil jaket Farel dan tidak dia pakai di tubuhnya melainkan dia tutup kepalanya dan kepala Farel dengan jaket itu.
"Kok, gak lu pake, lu kedinginan kan, lu perhatian banget sama gue"
"Biasa aja kali, bukan perhatian ini memang gerimis ntar lu sakit gue nebeng sama siapa dong"
"Haaa, nebeng?? astaga gue berharap lebih, gue kira lu tutup kepala gue biar gue gak sakit dan gak kenapa2 ini malah masalah nebeng, gak peka banget ya put" kata Farel dalam hatinya.
Akhirnya mereka pun sampai. Putri pun turun dari sepeda motor Farel .
"Nah jaket lu makasih ya"
"Gue pulang ya"
Keesokan harinya, hari libur Putri ada janji sama sahabat2 masa SMPnya. Tapi dia bingung harus pergi dengan siapa.
"oh ya kek nya Farel mau anter gue deh, ntar dia gue traktir diamnya itu, ah telpon dia lah"
Putripun menelpon Farel.
" Assalamualaikum put, ada apa,?"
" Waalaikumsalam pak haji,  eh ada acara lu hari ini?"
"Pasti putri mau ngajak gue kencan ini" pikir Farel.
"Eh, gak ada kok put, kenapa ?"
"Kita jalan2 yuk, ntar lu gue traktir deh"
"Oke oke setuju. gue siap siap ya ntar lu gue jemput"
"Oke, see you"
Farel berharap sangat berlebihan padahal kan Putri ngajak dia bukan cuma berduaan tapi sudah adanya sahabat2 SMP putri yg juga dijanjiin kumpul duluan.
"Gue harus tampil oke, gue yakin putri pasti mau ajak gue kencan. yeee akhirnya" kata Farel dengan bahagianya
Farel pun menjemput putri.
"Yuk naik, kita mau kemana put"
"Ke cafe Kifen ya"
"oke"
"Yes benarkan dugaan gue pasti dia mau ajak gue kencan" kata Farel dalam hati dan senyum2 sendiri.
Merekapun sampai di cafe tersebut dan langsung masuk. Tiba-tiba jeritan suara-suara sahabat-sahabat memanggil namanya.
"Putriiiii, kita disini"
"Kalian udah nunggu dari tadi yaa guys?"
"Belum kok, masih baru aja"
"Rindunya sama kalian"
"Ah, kok ada teman2nya sih?, gue bodoh banget ngarepin yg lebih tapi malah nyesek sendiri akhirnya" kata Farel dalam hati dengan wajah bingung.
"Eh itu siapa lu?"
"Ini sahabat kecil gue, dia sahabat baik gue"
"Eh, jadi maksud lu kita gak sahabat baik lu gitu"
"Iya, iya, kalian sama juga kok, eh rel kenalin ini teman2 SMP aku yang sering aku ceritain ke kamu dulu waktu masih masa SMP, kitakan SMP beda sekolah"
"Oh iya iya put" kata farel dengan tersenyum padahal kan hatinya udah entah seperti apa. teriris iris bagaikan bawang
"Kok sakitnya gini kali kirain kencannya berduaan tapi apa makin udah ada orang lain disini" kata hati farel
Keesokan harinya, upacara bendera akan dimulai semua siswa/i dan guru2 diwajibkan baris dilapangan untuk melaksanakan upacara bendera. Suasana sangat panas sekali, Putri yang dari rumah memang belum serapan ditambah badannya yang kurang fit, tiba2 di selah arahan Putri terjatuh Pingsan semua pada melihat ke arah putri. Dwi, Yuli, Banu, dan Farel membawanya ke ruang UKS, disana Dwi dan Yuli melakukan berbagai cara untuk menyadarkan Putri.
Akhirnya putri pun sadar juga
"Ini minum dulu, tadi lu pingsan"
"Ini air apa?"
"Itu Oralit, minum ya"
Putripun meminum air.
"Lu, pasti belum serapan kan dari rumah"
"Iya belum,"
"Lu, sih dibilangin bandel serapan2 ngapa sih tiap pagi, udah gue mau beliin lu serapan dikantin"
Farel pun ke kantin untuk membeli serapan sementara yang lain sedang berdoa dibarisan.
"Ini makan, gue suapin ya?"
"Gak, usah gue bisa sendiri kali udah lu balik aja ke barisan kan disini masih ada Dwi sama Yuli.
"Yaudah, gue balik ya. Yuk broo" sambil mengajak banu.
Setelah selesai upacara Hamka anak yang ditaksir Putri datang ke UKS menemui putri.
"Put, lu gak papa kan?"
"Gak kok, gue cuman gak serapan aja tadi pagi. Jangan khawatir gitu dong"
"Oh ya sini sarapannya biar gue yang suapin"
"Nah" sambil memberikan serapannya pada Hamka.
Hamkapun menyuapin putri dan tiba2 Farel datang ke UKS untuk mengajak putri ke kelas. Farel yang melihat tragedi romantis suapan itu langsung cemburu.
"Tadi gue suapin nolak, disuapin dia terima2 aja. sakit kali put. Lu baru kenal dia di SMA, sementara gue sejak kecil kita sama2" kata hati farel.
Farel pun memberanikan dirinya untuk melangkah kearah 2 manusia.
"Put, lu udah baikan kan yuk kekelas"
"Yaudah balik aja diluan Rel, kan masih ada Dwi sama Yuli ntar gue bareng mereka"
"Iya rel ntar putri bareng kita aja"
"Gue balik ke kelas dulu ya, broo titip mereka ya" sambil menepuk bahu Hamka anak IPS 2 itu.
"Oke oke broo"
Farel pun balik ke kelas. Setelah beberapa menit kemudian
"Wi, yul kalian duluan aja ya balik ke kelas ntar gue nyusul"
"Oh ya udah kita balik kelas ya"
Dikelas Yuli dan dwi pun telah datang disana.
"Loh, Putri mana?" tanya Farel
"Masih di UKS sama Hamka"
Tiba2 dari kejauhan nampak sepasang insan ternyata Itu Putri dan Hamka.
"Makasih ya udah anterin gue ke kelas"
"Iya sama2, nanti lu pulang bareng gue ya"
"Oke oke senang banget gue"
Pulang sekolah pun tiba.
"Yuk pulang put" ajak Farel
"Lu pulang luan aja, gue pulang sama Hamka”
“Lu yakin mau pulang sama dia?”
“Iya dong”
“Oh yaudah hati-hati ya gue deluan”
“Yupz”
Farel pun meninggalkan Putri dan akan pulang.
Hamka menghampiri putri dengan sepeda motornya.
“Hy, yuk naik”
“Iya” sambil naik
“Kita jalan-jalan dulu yuk”
“Yaudah aku ikut aja”
Mereka berduapun jalan-jalan dan singgah dicafe permata disana Hamka nyatain cinta sama Putri.
“Put lu mau gak jadi pacar gue?”
“Apa pacar lu?, gue mau. Gue sayang sama lu”
“Yes, berarti hari ini kita pacaran dong ya”
“Iya”
“aku bolehkan panggil kamu sayang”
“Boleh dong namanya udah jadi pacar aku”
Setelah beberapa jam mereka disana dan cuaca tampak mendung mereka langsung pulang. Diperjalanan angin bertiup sangat kencang pertand hujan mau datang, dan putri kedinginan karna tiupan angin kencang itu
“Put, ambil jaket gue di tas. Pakai aja lu takutnya sakit lagi”
“Iya, gue ambil ya lu perhatian banget”
“Iya dong namanya lu pacar gue”
Mereka pun sampai dirumah putri, dan pas banget Farel lagi di teras sendirian. Melihat hal itu dia tampak cemburu.
“Aku pulang dulu ya sayang”
“Iya makasih ya, I love you”
“I love you too”
Mendengar kata-kata itu yang sangat terdengar jelas ditelinga Farel seolah hatinya berbicara.
“Pada hal ntah udah berapa kali gue anter jemput lu pulang, tapi gak ada kata yang terlontar dimulut lu bilang I love you sama gue malah yang ada lu Cuma bilang makasih dan langsung masuk rumah, sementara Hamka baru sekali anter lu pulang udah ada aja kata I love you buatnya dari lu put, apa ini yang namanya Frind zone, sakit banget ya?”
Padahal Farel udah nyesek kali tapi masih sanggup menghampiri putri disaat Hamka pergi.
“Hey, lama banget lu pulang, padahalkan tadi lu sakit”
“Ah!! Gue udah gak sakit lagi Rel, gue bahagia banget hari ini”
“Kenapa?”
“Gue udah jadian sama Hamka dia itu romantis banget Rel, buktinya tadi waktu nembak gue dia pegang tangan gue lama benget, tadi waktu gue di uks di suapin gue dan tadi waktu angin kencang  dia suruh gue pake jaketnya, ini nih jaketnya, jaket pacar gue gitu loh ” kata Putri kegirapan sangkin bahagianya
“Pegang tangan ? gue aja yang dekat sama lu belum pernah pegang tangan lu dengan lama, paling Cuma narik, udah gitu aja, Eh tunggu bukannya gue udah lakuin hal yang sama ya deluan sama lu, mau nyuapin lu tapi lu tolak, angin bertiup kencang lu gue suruh pake jaket gue tapii.........” tiba-tiba hati Farel berhenti berbicara karna kagetan dari Putri
“Woy melamun aja lu”
“Eh iya, gue bahagia kok liat lu bahagia”
“Jelaslah bahagia, pasti lu bahagia karna gue ada janji buat neraktirin lu kan?, tenang rel pasti gue tepatin kok, ntar malam kita makan bakso di simpang, pokoknya jemput gue, oh ya gue masuk dulu ya”
Malam pun tiba, Putri akan menepatin janjinya sama Farel, tapi Farel tak kunjung datang dan membuat Putri penasaran lalu langsung ke rumah Farel.
“Farel, Farel” teriakan putri
“Eh putri ada apa nak?” tanya mama Farel yang ternyata keluar
“Tante Farel mana ya?”
“Sepertinya dikamar deh, Kamu aja panggil gih sana”
“Iya tante”
Putri pun masuk dan mengetuk pintu kamar Farel
“Farel, buka pintu lu”
“Iya “ sambil membuka pintunya
“Eh, ngapain lu lama banget gue dari tadi tungguin lu, jadi gak nih makan baksonya”
“Oh ya gue lupa, eh yaudah gue ganti baju dulu ya”
“eh eh, gini aja gue aja pakai baju tidur kok”
“Okelah, kita jalan aja kan”
“Yaelah, ya iya lah orang di simpang depan aja kok”
Merekapun makan bakso dan Putri heran melihat sikap Farel yang hanya terdiam dan hanya bisa memandangi bakso tersebut.

“Woy, lu kenapa sih?, Makan itu baksonya dipandangin aja sih”
“Gue gak selera put”
“Lu kenapa sih”
“Yuk pulang” ajak Farel
“Habisin dulu dong, sini-sini gue suapin” sambil mengambil mangkok bakso Farel
            Putri pun menyuapin bakso ke mulut Farel, dan tiba-tiba teman semasa SMP putri juga membeli bakso.
“Hy, put?”
“Hy, Jihan. Beli bakso juga lu”
“Itu pacar lu, sampai-sampai suap-suapan”
“Ah pacar? Es salah kenalin ini Farel sahabat gue kali, oh ya Rel, kenalin teman gue”
“Lagi-lagi sahabat kapan sih Put, gue lu anggap lebih dari sahabat, memang gue bodoh terlalu berharap” Kata hatinya
            Pada saat selesai kenalan dan juga telah habis makan mereka langsung pulang kerumah masing-masing
Setiap paginya putri sekarang telah dijemput deluan sama Hamka, padahal farel masih lagi manasin sepeda motornya buat jemput putri. Farel melihat hal itu.
“Lagi-lagi gue kedeluan sama Hamka, apa benar gue harus jauhin elu, sakit kali Put pura-pura bahagia diatas kemesraan kalian berdua. Udah ah gue pergi ngapain juga mikirin mereka” kata Farel sambil pergi sendirian
            Sudah lebih 2 bulan hubungan pacaran Hamka dan putri dijalani. Farel semakin menjauh dari putri. Pada saat mau pulang sekolah, Hamka ada urusan jadi putri bingung harus pulang sama siapa. Pada saat farel lewat didepan Putri, putri langsung menarik tangannya.
“Rel gue pulang sama lu ya” kata putri
“Maaf gue ada urusan”
“urusan? gue ikut ya”
“Gak bisa, gue deluan ya”
“Farel, kenapa sih lu cuek banget sekarang, dan kanapa lu selalu ngindar dari gue. Salah gue apasih?” kata Putri yang takkan membiarkan Farel pergi
“Lu gak salah kok, gue aja yang terlalu berharap lebih sama lu”
“Berharap lebih maksud lu?
“Lu kok susah amat sih put pekanya. Selama ini gue sayang sama lu lebih dari seorang sahabat put, gue harap lu bisa ngertiin perkataan gue”
“Apa Rel? Tapi gue sayang sama lu hanya sebagai seorang sahabat. Maaf kalau gue gak bisa peka selama ini dan gak bisa ngargain perasan lu, dan gue juga gak bisa maksain diri gue buat suka sama lu. Jujur semenjak lu ngindar dari gue, gue jadi segan dan gak enakan sama lu. Rel gue mohon walaupun gitu tolong jangan ngindar lagi dari gue, karna gue nyaman disamping lu dan terasa terlindungi lu udah kayak sosok seorang kakak buat gue, Daan tolong jangan rusak persahabatan kita dengan cara lu itu” kata putri panjang lebar
“Oke mungkin benar apa kata lu.  maafin gue ya udah buat lu gak enakan, yaudah lu naik”
“Nah gitu dong. Itu baru Farel gue”
3 bulan kemudia
Hamka sikapnya sangat berubah dan sering nyakiti hati Putri . Pada saat itu pulang sekolah tepat dikelas putri, Hamka marah-marah sama putri dan sampai buat putri nangis, Melihat halnya putri tersakiti Farel langsung dorong bahu Hamka
“Woy, jangan sukanya buat cewek nangis dong”
“Apaan lu, ikut campur dalam masalah ini. Alah bilang aja lu cari perhatian sama putrikan karna lu cinta sama dia. Alah udah lah” Kata hamka dan pergi meninggalkan mereka.
“Rel, plis jangan ikut campur urusan gue. Jadi ginikan masalahnya tambah ribet, Hamka jadi pergi dan marah banget. Gue takut dia kenapa-kenapa?” kata putri dan pergi meninggalkan farel lalu mengejar hamka
“Lu bodoh ya put, lu jagain, lindungi, dan khawatir sama orang yang sama sekali gak lakuin itu sama lu, tanpa lu coba liat kebelakang, ada orang yang benar2 tulus buat jagain dan lindungi lu dan selalu khawatir sama keadaan lu, guue put gue orangnya. Apa mata lu udah tertutup rapat dibuat hamka. Alah udahlah. gue bakalan ikutin lu. Karna gue gak mau lu kenapa-kenapa” kata hamka sambil mengejar putri
Farel ngikuti putri dari belakang yang mungkin putri juga lagi ngejar Hamka. Pada saat Hamka menyebrang jalan putri juga dari belakangnya jebrang jalan tanpa liat kanan-kiri yang ternyata ada motor besar yang akan menabraknya. Tapi ada seseorang yang ternyata lindungi dan ngikuti dia yang langsung mendorongnya agar tak tertabrak motor tersebut
“Putriiiiiiiiii, Awaas” Teriakan Farel
Putri pun terdorong dan terbentur batu yang membuat dia pingsan Namun farel telah tergeletak tak sadarkan diri dengan banyaknya darah yang bercucuran di tubuhnya karna tertabrak motor besar demi untuk menyelamatkan nyawa orang yang dia cintai meskipun dia tahu cintanya bertepuk sebelah tangan. Tapi dia tak perduli dia tetap berusaha, selama dia masih bisa ngelindungi orang tersebut
Semua orang pada menolong dan menghampiri mereka. Mereka pun dibawa ke Rumah sakit . Dokter akan semampu mungkin berusaha menyelamatkan kedua-duanya. Tapi hanya putri yang terselamatkan karna cuman terbentur batu. Tapi bagaimana dengan Farel. Tuhan berkata lain pada dirinya. Farel pergi untuk selamanya. Semua orang menangis di hadapan Farel yang hanya tinggal mayat.
10 menit kemudian putri sadar dari pingsannya.
“Hamka? Hamka dimana? Gue dimana?” kata pertama yang putri Ucapkan
“Hamka? Sesempat ini lu mencari hamka. Kenapa Lu gak nanyakin Farel yang sekarang udah ninggalin kita selamanya demi nyelamatin lu put”
“Apa kalian bilang farel ninggal” kata putri sambil menangis
“Farel ninggal demi nyelamatin lu dari tabrakan motor besar disaat lu ngejar Hamka. Dan dia ikutin lu dari belakang karna dia gak ingin lu kenapa-kenapa”
“Gue mau tempat Farel, bawak gue”
Sahabat-sahabat putri pun membawa putri ke jenazah Farel.  Sesampai disana dengan segara mungkin Putri memeluk Farel yang kini tak bisa berkutik lagi.
“Rel, kenapa lu gak biarin gue aja yang pergi untuk selama-lamanya. Ya gue? Orang yang gak bisa peka ini”
“Dia ngelakuin ini karna cintanya tulus buat lu Put, dia selalu ngelindungi lu meski lu lindungi orang lain. Sakit put berada di posisi Farel” Kata Lili
“Gue salut sama Farel. Cintanya Tulus sama lu padahal dia tau cintanya bertepuk sebelah tangan” sambung Jaka
“Rel, sekali lagi gue minta maaf . Gue tau meskipun maaf gue gak bakalan ngembaliin lu lagi tapi gue tau disana pasti lu udah nemui sosok yang bisa peka sama lu, yang bisa ngargain perasaan lu, yang bisa jagain dan lindungin lu, gak kaya gue yang udah nyia-nyiain semua ini. Gue nyesel rel seandainya aja gue lebi peka sama lu dulunya mungkin gue akan berusaha buat cinta balik sama lu. Pasti sakit banget rel gue tau lu sakit banget karna cinta lu bertepuk sebelah tangan oleh sahabat lu sendiri” kata Putri sambil menangis
“put, penyesalan? Farel gak butuh penyesalan itu? Yang dia butuhkan sekarang adalah doa kita. Kita doa ya buat dia”
            Merekapun berdoa untuk kepergian Farel.
Terkadang kita hanya terfokus pada satu orang yaang bisa disebut orang yang kita cintai tapi tanpa kita sadari dibelakang kita ada satu orang yang ingin kefokusan kita itu terarah padanya ya bisa di sebut itu orang yang mencintai kita dengan tulus.
Terkadang juga kita tak pernah sadar ada seseorang yang peduliin kita dari belakang kita meski secara diam-diam dari pada orang yang kita peduliin di depan kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar