Jumat, 26 September 2014

PPL Unimed

“UNIMED Impianku”
Karya :Rizka Fitria
                Aku siswa SMA N 1 Bandar sekarang aku duduk di kelas XI IPA 3. Banyak orang yang bilang aku itu baik, pendiam, polos, penurut, susah marah, penyabar bahkan aku pernah dijuluki seorang malaikat dan jujur saja dari kecil sampai sekarang aku tidak pernah kenal sama yang namanya “musuh”. Tapi semenjak sebangku sama Mufia, aku heran saja lihat diriku, serasa ada yang hilang gitu, tapi cuma sedikit saja yang hilang seperti aku yang dulunya pendiam sekarang serasa jadi orang yang bawel, banyak tingkah,  mentellah, jadi cewek yang kepedean, tapi itu yang buat hariku sebenarnya menjadi lebih bahagia. Aku boleh flasbackkan tentang nama-nama panggilanku? Oh ya kalau dirumah aku dipanggil Ica sama keluarga dan teman-teman SD ku, waktu aku kelas IX di SMP N 1 Bandar aku dipanggil MDA, Dwiriz, dan mak Butet sama teman-teman sekelasku sebenarnya sih lari kali sama nama asliku. Kalau panggilan MDA dan Dwiriz itu ada kenangan indahnya loh, Pola terkadang masih tetap memanggilku dengan sebutan MDA padahalkan itu sudah berlalu, tapi aku gak mau cerita hal ini terlalu panjang, nah kalau mak Butet sebenarnya itu yang manggil si Juliani,Mutiara, Intan, Sustia, katanya sih nama panggilan sayang sama aku. Semenjak aku kelas X aku ada nama panggilan baru lagi lucu loh namanya. Dulunya aku di X3,  kenalkan sama namanya Pricillia yang sekarang di XI IPA 2 dia memanggilku Kribi (keriting biri-biri), kenal jugakan sama yang namanya Julio sekarang dia di XI IPA 1 dia sering kali manggil aku Mentel. Padahal sih sebenarnya dia yang mentel. Disela-sela belajar pun dia sering kali menggil aku mentel, setiap negur aku pasti mentel, sebenarnya lucu loh waktu kelas X itu aku gak pernah mentel. Aku juga di juluki Malaikat dikelas X3 apalagi sama Dea, Aztri, Mufia, Elly, Mona. Dipanggil Rizkote sama Cici, Fitri, Agustina, Widya, Anggun, Mia yang sekarang di kelas XI IPS 1 dan 2. Di kelas XI ini tepatnya di XI IPA 3 aku juga punya nama baru, pasti pada penasarankan. Hmmm !!! aku dipanggil Siti, sungguh sangat berbeda dengan nama asliku, ya aku dipanggil siti sama 3  cowok mereka itu Dimas, Taufiq, dan Novri. Siti itukan nama depannya si Yayas, jadi kok malah aku sih yang dipanggil siti, padahalkan mereka sudah tahu namaku siapa ? teman-teman pasti sudah tahu jugakan ? walaupun sudah tahu, aku kenalin namaku sebenarnya itu siapa? Yang gak tahu pada penasarankan !!  Hai, Aku Rizka Fitria. Orang yang tidak bisa marah itu. Semenjak kelas XI ini terlalu banyak sekali tugas-tugas yang membuat aku lelah. Dari tugas kelompok sampai ketugas individu. Pada saat bulan September kami kedatangan guru PPL dari UNIMED, aku senang sekali Universitas itu, impianku banget karna cita-citaku ingin menjadi Dosen tepatnya Dosen Fisika, pasti kalau ingat Fisika pasti langsung ke bayang bu Flo kan ? hayoo !!! sudahlah abaikan itu .
 Guru PPL yang pertama perkenalan sama XI IPA 3 itu, ya pak Juventus PPL olahraga perkenalannya pada saat di lapangan Stadion belakang sekolah. Aku sih tidak tahu karekter bapak itu seperti apa karena ternyata bapak itu tidak masuk/mengajar ke kelas kami. Pada saat perkenal dengan Pak Erianja PPL Ekonomi kami juga memperkenalkan nama, cita-cita dan ingin melanjut kemana setelah SMA, beliau pernah bercerita tentang masa-masa SMAnya.                                                                                                “ Sebenarnya dulu saya bandel, tapi bapak bandelnya masih terarah, gak merokok, gak narkoba, dulu bapak sekolah sering kali keluar kelas, kalau gak suka sama pelajarannya pasti kekantin. Dulu bapak mau dimarahi guru, dikeluarkan, kepala bapak dirantokan kedinding, digantung sama bapaknya bapak, gak nangis saya. Saya berubah waktu lihat mama saya menangis karna kelakuan saya, makanya disitu saya mulai berubah jadi lebih baik lagi. Motivasi saya itu Orang tua. Saya sebenarnya lebih suka Sejarah dari pada Ekonomi karna ‘Jas Merah’ yang artinya jangan lupakan sejarahmu ” Kata pak Erianja     Pelajaran PKN yang dibawakan oleh Pak Udin pada saat masuk ke kelas kami pak Udin membawa guru PPL Unimed yang cantik ibu itu bernama Bu Diah. Setelah perkenalah ada yang nanyak kayak gini                                                                                                                                                                                 “Ibu tinggal dimana bu”                                                                                                                                                                 “Nantilah kau tanya kan itu, diluar pelajaran” kata pak Udin                                                                              Pak Andy guru PPL Biologi, pertama pertemuan dengan bapak itu di Leb Biologi, kami juga berkenalan karna tak kenal maka tak sayang. Disitu kami mengamati batang bayam dengan mikroskop, aku kelompok dengan Mufia, Pola, Widya, kami ber4 beranggapan kalau kelompok kami gak dipeduliin, padahal sudah manggil, manggil bapak itu bagaimana caranya, bapak itu memperdulikan kelompok lain mungkin karna kami duduk paling belakang. Kami nganggap serasa gak adil. Udah gitu tiba-tiba langsung bilang minggu depan ujian saya yang buat soalnya. Pada down semua. 
Oke kita ke PPL B.indonesia beliau adalah Ibu Ema Anggraini, waktu itu perkenalannya sampai 3 les jam pelajaran, ya hanya untuk perkenalan saja. Itu karna permintaan kami. Hahahaha. Ibu itu cerita banyak tentang pengalamannya
                “Dulu ibu gak pernah mau jadi guru, cita-cita dulu dokter, karna ibu punya pengalaman, waktu bapak ibu sakit, itukan ditanggung perusahaan, dirumah sakit pas  lihat ada orang yang kecelakaan karna kena sawit wajahnya, karna gak ada duit sampai mohon-mohon pun gak ditolongi sama dokternya akibat itulah meninggal bapak itu, lihatlah gara-gara tidak ada duit nyawa melayang, nangis ibu disitu, kasian kali rasanya. Gara-gara itulah ibu ingin menjadi dokter saya dulu berpikir kalau jadi dokter ada yang seperti itu biarlah saya yang bayar 50 % nya. Ada yang mau ditanya, ayolah tanya ” Kata bu Ema
                Semua perempuannya terdiam kecuali laki-lakinya yang  hepot mau nanya namun pertanyaannya gak diterima bu Ema, karna pertanyaan diluar cerita gak penting buat dijawab. Kasian deh . Hahahaha . Disitu juga ada ibu PPL Kimia, ibu itu gak perkenalkan namanya, kata bu Ema nanti kalau ada jam pelajaran kimia.
                “Dulu ibu di Ipa mana bu ?                                                                                                                                           “Dulu ibu di IPA 5, wali kelas saya pas itu Ibu Astillia. Dulu waktu ibu tahulah ibu lulusnya di UNIMED nangis ibu, padahal ibu itu pengen jadi dokter, sampai gak mau ibu kuliah dulu pergi ibu ke tempat tante. Pulang waktu tahu kabar mama saya sakit, rupanya sudah pulang saya, dibohongi pura-pura sakitnya, karna dinasehatilah sama keluarga yaudahlah mungkin ini jalan terbaik untuk ibu. Saya pun mau lah berkuliah di UNIMED. Kalau gak ada yang mau nanya siapa yang disini bisa buat puisi, semuanya pada tunjuk-tunjukan diri sendirilah dek, ayo siapa masa kalah sama IPS1 tadi ibu masuk sampai nangis semua kami didalam dengarkan puisinya” kata bu Ema.                                                                                “Bu alamat untuk ngirim karya kita kemana bu” kata Mufia dan aku                                                                                “Nantilah ya ibu kasih tahu” kata bu Ema
                Kami bertanya seperti itu karna itu impianku pengen menjadi Pencipta karya-karya yang terkenal. Tapi itu impian bukan cita-cita   . Oke lah karna tidak ada yang ingin ditanyakan akhirnya pun bel berbunyi. Pergantian jam pelajaran.
                Keesokaan harinya menjelang pagi pelajaran pertama itu Kimia, awalnya ibu itu cuma bilang baca-baca ya dek bukunya, kita tunggu bu Astilia bentar lagi. Padahalkan ibu itu belum memperkenalkan namanya.
                “Bu, ibu belum kenalan sama kami” kata Angel                                                                                                  “Iyanya dek, yaudah panggil ibu Bu Yani ya dek” Kata bu Kimia
                Pegantian les pun berjalan sekarang pelajaran sejarah, kelas kami juga kedatangan calon guru sejarah, namanya bu Rani. Asalnya Sidamanik sama kayak pak Andy, eh aku baru ingat kalau kampungku itu juga Disidamanik. Waktu perkenalan bu rani sama ibu Marta kalau gak salah, itu loh ibu yang banyak bilang mirip kaya Frau kita dulu waktu belajar bahasa Jerman.
                Sepulang sekolah pada saat hari jum’at kami ramai-ramai ke posko, awalnya kami kesasar nanya sana sini ke Posko PPL AW lah, akhirnya kami dapat juga posko PPL Unimed kami, cukup jauh ya kalau jalan kaki. Pas nyampe disana semua pada pangling lihat bu Ema, beda kali sama disekolah, tapi ibu itu masih saja menggunakan baju mengajarnya, kami gak sempat banyak bicara sama bu Ema karna bu Ema mau ke Medan. Kami kesana untuk menyanyakkan kisi-kisi soal ujian Biologi, kami pun bahas-bahas soal itu bersama Pak Andy, belajarnya itu sambil ketawa-ketawa, bercanda ria. Bapak itu berpesan
                “Ini kalian ujian pertama dari kelas lain, jadi nanti jangan kasih tahu soalnya, nanti kelas lain tinggi kalian rendah, janji ya jangan kasih tahu sama yang lain” kata pak Andi                                                 “Janji pak, ingat ya we jangan kasih tau sama yang lain”
                Pak Berma, Pak Erianja, duduk bersama kami, Winda, Yulfrita, Dea, Aztri, Dwi kesibukan minta diramal tapi kata pak berma gak boleh ramai-ramai harus berdua saja sama saya. Hahaha semua pada gak mau. Tapi pada mau minta diramal. Ada tragedi lucu loh disana pak Juventus keluar menggunakan celana pendeknya dengan handuk di pundaknya membawa pakaian, kami ketawa melihat bapak itu. Sebenarnya sih banyak lagi  tapi udahan ya cerita tentang suasana di Posko.
               
Hari senin pun akan dimulai, hari dimana aku beranggapan kalau hari senin itu waktunya lama.  Pelajaran biologi pun dimulai, hari ini kami akan Ujian. Aku gelombang ke II jadi aku tidak tau bagaimana suasana di gelombang pertama, kalau suasana di gelombang ke II sih enak banget, saling memberi istilahnya. Pak Andi ternyata baik, bapak itu kami gak tahu dikasih tau tapi cuma garis besarnya saja. Setelah biologi pelajaran bu Ema, kami presentase disitu menganalisis cerpen “Juru Masak”. Setelah selesai ibu itu bercerita kalau ibu itu punya 1 jilid cerpen ntah kenapa kelas kami dikasih pinjam sampai ibu itu selasai PPL.
                “Ibu dek ngasih kalian pinjam buku ini, itu karna ibu sayang sama kalian. Makanya selama buku ini sama kalian jangan sampai rusak” kata bu Ema                                                                                                           “Bu samaku napa, bu. Bu aku napa bu” itulah jeritan kelas IPA 3 pada berebut, akhirnya ibu itu mengambil keputusan. Yaudah buku itu bergiliran sesuai aturannya siapa yang makai.
                Hari selasa pelajaran Pak Erianja ya apa lagi kalau tidak Ekonomi, katanya bapak itu juga senang masuk ke kelas kami, setelah materi yang mau dibahas selesai, bapak itu buat game. Kami disuruh untuk menutup mata, kalau itu jawabannya iya geser kekanan tapi kalau tidak tetap diposisi, terharu kali dengar kata-katanya pak Erianja air mataku pun menetes mendengarkannya  apa lagi pada saat terakhir bapak itu bilang.                                                                                                                                                                              “coba bayangkan disaat kalian sukses, ada kedua orang tua kalian, kalian dekati mereka namun mereka semakin jauh, tangan kalian tidak bisa menyentuh mereka, coba bayangkan, semakin kalian kejar semakin jauh juga mereka” ucapan terakhir pak Erianja                                                                                 Tanpa sadar aku meneteskan air mataku lebih benyak lagi, disitu aku sangat sangat sangat sadar betapa besarnya pengorbanan orang tua. Ngebayangkan bagaimana jadinya aku tanpa orang tuaku mungkin aku tak kuat untuk menjalani hidup ini. Nangis-nangisannya udah dulu ya, soalnya kita akan berlari ke Seni budaya, hari ini kami senang sekali karna bu Sondang gak datang jadi digantikan sama Pak Berma dan Pak Martin, dikasih tugas. Pak Martin ternyata masih ingat pelajaran SMA nya kami dikasih tau bagaimana Do=G.                                                                                                                                                                     “Pak Berma, ramal masa depanku napa pak” kata winda                                                                                                          “Tenanglah dek masa depanmu sama ku” kata pak berma                                                                                        “cie cie”                                                                                                                                                                                Kamis pada saat pelajaran Kimia, bu Yani membacakan yang remedial sumpah disitu aku down kali, dapat nilai 60, nyes kali rasanya padahalkan seringnya kalau disuru bu Astilian yang mau maju pasti aku selalu maju, rasanya sakit kali kaya gitu. Aku sadar kok ini kesalahanku mungkin aku kurang hati-hati menghitungnya. Keesokan harinya pun remedial dimulai.                                                                             “Semangat Rizka” kata Natalia                                                                                                                                                  “iya makasih” jawabku padahal pengen kali nangis disitu.                                                                                      “Loh itu didepan Rizka, remedian Rizka” kata yang lain, itu kedengaran jelas kali ditelingaku                              Pada saat doa septo pun memimpin doa dan dia masih sempat bilang                                                                     “Loh remedial Riz” kata septo                                                                                                                                                     “ iya” sambil tersenyum dibalik kesedihan, tapi aku ikhlas kok karna kan sudah kubilang ini                           kesalahanku                                                                                                                                                                       Tepat hari jum’at kami ke posko, ternyata posko tampak sunyi, bang gopindo pu lewat, kenalkan sama Gopindo? Ituloh abangnya si Mila Sri Devi. Kenalkan sama dia, yang buat ramai kelas, yang jadi pelawak di kelas, yang suka bilang mungkin aku lelah. Hahahah. Kata bang Gopindo PPL Unimed melayat. Yaudah kami tunggu sampai datang yang pertama PPL ke posko itu ya Bu Yani dan pak Martin menggunakan sepeda montor yang cocok dipakai sama laki-laki tapi yang membawa malah bu Yaninya, keren kan !!!  Kami ke posko ingin menanyakkan pelajaran B.Inggris tapi karna Pak Dedi lama sekali kami menyanyakkan sama Pak Martin, padahal bapak itu masih menggunakan seragam PPL nya, dan berdiri di depan halaman posko sambil membawa tasnya yang mungkin super berat.                                                           “Pak Martin mana ya pak Martin” kata Mila                                                                                                          Mila inilah memang nyari sensasi udah tahu pak martin didepannya malah nanya dimana, cukup sabar ngadapin sikap mila. Hahaha. Pak Erianja, pak Dedy, Pak Andi, Pak Juventus, dan guru PPL Unimed lainnya pun pada berdatangan dan kami belajar Binggris bersama pak Dedy. Di sela terakhir bapak itu bilang.                                                                                                                                                                                                       “Bapak mau yang ada disini mulai senin harus sudah ada kartu perpustakaan, untuk membaca buku B.inggris, biar lancar kalian dek” kata Pak Dedi                                                                                                                               “Iya pak” kata kami semua
                Setelah itu kami belajar Kimia sama pak marti di teras posko, karna jujur saja kami sekelas tidak terlalu mengerti, kami pun belajar dan sedikit demi sedikit kami pun mengerti. Aku diramal sama pak Berma katanya tangan ku panjang itu artinya murah rejekiku. Amin. Kami pun photo-photo menggunakan Tongsis Natalia dan Hp Aztri. Foto yang paling lucu itu ya pak Andy gayanya itu loh, narsis abis. Disana kami seru-seruan ketawa- ketawa, nyanyi-nyayi, serasa dunia milik kami.  Seakan masalah terlupakan walaupun terlalu banyak tugas-tugas sekolah.
 Oke itu pengalamanku selama bulan September ini. Oh ya aku juga mau cerita aku pernah jatuh di piket sekali itu ditertawakan sama anak atas. Aku jatuh karna rok terlalu panjang sama kesandung sepatunya mufia, malu kali loh sampe nutupi muka kepundaknya mufia, sakitnya sih asa saja, tapi malunya ini luar biasa. Aku juga pernah jatuh di Mushola mungkin aku terlalu mentel lasak kali jalan sana sini, eh namanya itu aku habis nganter buku ku sama ibu itu biar dinilai, sumpah keramiknya itu licin sekali, aku pun ditertawakan, maap buat dimas kaki mu kanak tanganku pas jatuh, maap yaa maap kawan.                                                                                                        Pengalaman waktu disuruh bu Ema membaca cerpen Sambel Terong. Lucu kali awalnya ketawa cekikikan karna aku mendengar                                                                                                                                                       “wee yang mana yang mau dibaca” kata Mila                                                                                                                      “halaman 17” suara cowok tapi aku gak tau siapa                                                                                                               “17 tapi Mbok Jahnya” kata Mila, datang Mufia                                                                                                                  “Ini gila ketawa sendiri” kata mufia                                                                                                                                          “Gak aku lucu aja denger orang itu ngomong. Hahahha” ketawa-ketawa dalam hati                                             Pada saat selesai membaca, kami disuruh untuk menutup bukunya. Dan ditanyai 1 persatu. Aku seneng kali dapet 4 sekor, paling tinggi sebangku sirik kali siapa lagi kalau bukan Mufia, sama si widya ini lagi dari tadi gondok aja sama ku. Hahahah. Semenjak kelas dua ini jujur aku yang dulunya gak pernah mentel serasa jadi mentel eh tapi mentel dalam arti kepedean oke. Bukan kaya cabe-cabean. Aku ada puisi loh untuk Calon guru PPL UNIMED.
PPL UNIMED
Unimed..............
Itu dia impianku,
Ketika aku melihat mereka
Mereka yang menggunakan Jas Hijau
Lambang Pendidikan
Mereka calon guru yang masih belajar
Yang ingin mencari pengalaman
Siapa lagi kalau bukan PPL UNIMED
Ketika mereka berkenalan di Lapangan Sekolah
Kami bersorak-sorak
Tapi hati ku berkata
Tuhan aku ingin seperti mereka

Menjadi orang pilihan di UNIMED
Aku tahu menjadi seorang guru itu tak mudah
Itu adalah panggilan yang mulia
Aku tahu kalian disini hanya sebentar
Tapi kalian sangat mengisahkan pengalaman yang hebat untukku
Disaat nanti kita berpisah
Disaat tetesan air mata berjatuhan
Ingatlah kalau kalian pernah berkata
Kalian bahagia masuk ke IPA 3
Aku ingin XI IPA 3 bisa jadi yang terbaik dimata kalian
Maap pak, bu kalau seandainya kami pernah mengecewakan
Maap pak, bu kalau kami pernah melukai hati kalian
Kami bangga bisa kenal sama kalian
Ingat ingat ingat dan ingat XI IPA 3
Doakan kami pak , bu semoga bisa seperti kalian
Menjadi orang pilihan di Universitas Favorit kami
Terima Kasih buat hal Bahagia yang pernah kalian berikan
Terima Kasih atas jasa-jasa kalian
Terima kasih atas pengalaman yang berharga
Yang kalian berikan kepada kami
Sekali lagi Terima Kasih

  JAkhirnya Selesai juga, Yang baca wajib senyum-senyum ya J J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar