Sabtu, 28 Maret 2015

Cerpen Sahabat Hebat di Hidup ku



SAHABAT HEBAT di Hidupku
Karya : Rizka Fitria
Kenali nama aku Nabila, aku terlahir dari keluarga yang sangat kaya, serba mewah, namun aku jarang dapat perhatian dari orang tuaku, mereka sering menghabiskan waktu mereka untuk berbisnis ke luar kota bahkan ke luar negeri. Kata mereka biar aku bisa bersekolah tinggi. Tapi sungguh menurut aku semua tidak ada artinya tanpa perhatian mereka. Sudah lebih 5 bulan mereka tak pulang ke tenah air, mereka sibuk dengan bisnis mereka yang ada di Inggris. Bahkan mereka jarang buat menghubungin aku, katanya lagi sibuk, banyak kerjaan bla.........bla......bla selalu banyak alasan.
                “yaelah anak kalah sama bisnis. Mati aja gue mending . Apa mereka gak rindu sama gue anak kandung satu-satunya” kata aku dalam hati
Selama mereka pergi ke Inggris, aku tinggal serumah sama Tanteku, rumahnya tak jauh dari rumah ku, tapi rumahnya sangat sederhana. Dibalik kesederhanaan itu, ternyata mereka harmonis. Beliau mempunyai anak bernama Salsha. Aku masih binggung mengapa Allah takdirkan aku terlahir diwaktu yang sama? Waktu dimana kami menangis pertama kali didunia ini,  waktu dimana mama aku dan mamanya berkorban berjuang mempertaruhkan nyawa mereka buat kami berdua. Ya aku dan Salsha lahir pada tanggal 4 Februari 1997. Bahkan aku menganggap dia saudara kembarku, soalnya dari kecil banyak yang bilang kami mirip, warna bajupun sering sama “BIRU”, dari kecil aku sampai detik ini aku selalu sama-sama dia, dari TK-SMP ini aku selalu sekelas dengannya bahkan sebangku, yang anehnya setiap ada tugas kelompok pasti selalu sama dia tapi tidak tahu juga dengan SMA nanti, apakah kami bisa sama-sama lagi.  Salsha ini orangnya pintar banget, dia selalu dapat juara 1 dikelas dan aku juara 2 nya, dia polos, baik hati dan yang buat aku salut sama dia adalah dia yang selalu ada buat aku,  dia yang selalu ingetin aku dalam hal apapun, perhatiannya ngelebihin orang tua ku, kami sering banget ngelakuin petualangan-petualangan berdua, bermain sepeda gunung, jalan-jalan kesana kemari, ngerayain ulang tahun bareng meskipun Cuma berdua, ngerjain pr bareng, ngitung bintang tiap malam tidak perduli apa kata orang, mau di bilang gila, kami sama sama tidak peduli, bermain ke taman sambil menjailin manusia-manusia yang ada disana, sambil tertawa, bahkan kadang kami baru ketemu dan sampai rumah pasti ada saja pulsa buat nelpon, kadang aku kadang si salsha, padahal Cuma nyucapin
“Selamat Tidur kembaran, sepupu hebat sejagat raya dan sahabat yang gak ada tandingnya dengan yang lain, selamat tidur sayang sampai jumpa besok”
Kata-kata itu yang mengakhiri aktivitas kami dan terlelap dalam tidur malam kami. Dan sekarang aku tinggal bersamanya untuk beberapa waktu sampai orang tua ku kembali ke rumah. Aku senang banget  bisa tidur bareng dia, jadi tidak mesti menghabiskan pulsa kami buat nelpon, kalau ada orang tua dirumah pasti tidak bakal dikasih nginap disini kalau tidak hari libur sama hari ulang tahun kami.
Setelah lihat pengumuman, ternyata aku sama Salsha keterima di SMA favorit kami, pastinya bahagia. Waktupun terus berlalu, tidak terasa hari ini hari pertama aku dan salsha akan menjalani masa MOS, amenghadapi Senior-senior yang sok kegantengan, dan kecantikan, omelan mereka yang persis serasa seperti mama tiri. Tidak terasa pula hari ini hari kedua MOS
“Kejam banget ya bil” kata salsha yang juga dia satu kelas MOS dengan aku
“Kuatin iman sha, masuk kuping kanan keluar kuping kiri, cuman 3 hari kok, dan besok terakhir”
“iya bil, memang harus gitu. Tapi gue syukur banget gak disuruh yang aneh-aneh sama mereka”
“Salsha Vanessa, siapa disini namanya Salsha Vanessa? ” tanya kakak MOS yang cerewet dan sok cantik manggil nama sahabat aku yang polos nan cantik ini
“Saya kak”
“Sini lu, maju”
Sepertinya baru saja salsha mengucap syukur karena tidak pernah disuruh aneh-aneh tapi malah seketika dipanggil dan disuruh nyari abang kelas, dia minta temani sama aku tapi tidak dikasih sama kakak MOS. Kasian Salsha yang disuruh yang aneh-anah sama mereka padahalkan dia gak ada salah apa-apa.
Hari ini penentuan kelas, Alhamdullilah bisa sama-sama lagi sama Salsha, tapi harus rela memang tiap pembagian Raport dapat peringkat dibawah salsha. Aku sama Salsha keliling-keliling sekolah yang sangat besar itu, karna dari SD kami di Swasta yang hanya biasa-biasa saja dan sekarang di Negeri yang sangat besar. Waktu pun terus berlalu hari ini bagi raport, lagi-lagi si Salsa yang dapat juara satu. Aku pengen banget gantiin dia. Tapi apa daya Allah takdirkan aku buat selalu di jadi ke 2. Hari ini tepat tanggal 3 Februari, aku ditaman rumah, setelah bebarapa waktu aku dirumah Salsha, Aku kangen suasana rumah, orang tua ku belum pulang padahal besok umur ku sudah 16 tahun.        
“heh, ngapai lu, melamun aja kerjaannya”
“Eh lu sha, anjrit ngagetin aja lu, untung aja gue gak jantungan, sempat gue jantungan, mati. Masuk jeruji besi lu, dan pastinya lu nangis-nangis histeris merindukan gue yang selalu bawel ini sama lu”                                     
“bah, anak orang lebay, biarin aja emang gue peduli. Hahaha”
“Entah lah ah, nampak kali yang gak sayang lagi sama gue” jawab aku dengan wajah bete            
“Yah, gak mungkinlah bil, gue gak bakal biarin lu kenapa-kenapa, eh besok  hari lahir kita ke 16 tahun, gue tidur sama lu ya”
“Oke bos, dirumah gue yaa, biar kita Party Haahha”
“Sok orang bule, Party.... Party..... haahaha, Oke sip deh”
“Eh biasanya kalo kita besoknya Ulang tahun malam sebelum apa kita ngitung bintang”
“Hahaha, iya. Niatnya sih ngitung bintang, tapi akhirnya pejamkan mata sambil berdoa dalam hati”
“Iya yuk kita doa yuk sha, pejamkan mata doa dalam hati masing-masing” Kataku, sambil memejamkan mata ku, begitu juga dengan salsha
“ Allah, besok hari lahir ku yang ke 16 tahun sama Salsa, aku Cuma berharap semua baik-baik saja, meskipun orang tuaku gak ada disini, tapi aku cukup bahagia dengan adanya salsha disampingku. Ya Allah semoga Papa sama Mama cepat selesai bisnisnya biar kami biasa bersama –sama lagi, Allah semoga ulang tahun yang ke 17 tahun nanti aku samaa salsha niat untuk ngerayain sama-sama kayak waktu masa kami kanak-kanak dulu, aku berharap aku masih ada didunia ini sampai 65 tahun ke depan begitu juga dengan shalsa. Aku sayang sama dia selamanya. Dia penyemangatku selama ini” Doaku dalam hati
“Allah, disampingku dia wanita ke dua yang hebat setelah ibuku, aku sayang banget sama dia, aku rela ngelakuin apa aja demi dia senang saat sama ku, Ya Allah besok 4 Februari pasti Engkau tahukan besok hari apa? Itu hari yang bersejarah buat aku sama Nabila, semoga semuanya baik-baik saja, Semoga 17 tahun ke depan aku masih ada di dunia ini” Kata salsha dalam hatinya
“Aamiin” Kata mereka serentak
“Lu tadi  doa apa sha”
“Gue Cuma berharap sama Allah, semua baik-baik saja dan semoga di umur 17 tahun kita nanti, Aku masih ada di dunia ini buat ngerayain ulang tahun ku bareng kamu”
“Ah lu, macam mau mati aja Cuma nyebut sampe 17 tahun bilang kek sampai 65 tahun ke depan”
“Hahaha, ada aja sih lu, iya iyaa, gue doa lagi”
“Ah udah ah kelamaan, yuk kita beli kue”
                Drett............... Alarm jam pun berbunyi tepat tanggal 04-Februari akan dimulai
“woyy, bangun udah 4 Februari, bangkong aja kerjaan lu” Kata Salsha yang membangunkan tidur ku
“ah iyaa, Selamat ulang tahun Salsha, Selamat Ulang tahun Bila”
“Yaelah ngigo apa cemana, ngomong kok sambil merem”
“Iyah, iya gue bangun”
“Ayo sekarang kita tiup lilinya, satuu....”
“Eh bentar, permohonan dulu”
“Doa ku sama seperti tadi malam Allah, kabulkan ya”
                Kami pun meniup lilin. Pagipun tiba, banyak banget yang ngucapin selamat Ulang tahun sama aku dan salsha. Alhamdulliah mama sama papa, tadi malam ngucapin juga walaupun hanya melalui telpon. Tiba-tiba hp salsha berdering, dia langsung angkat telpon.        
“Bil, bentar ya gue angkat”
“Iya bos”
5 menit kemudian...........
“Bil, gue ntar pulang sekolah mau ketemu sama kak Rendy, lu mau ikut?”
“Rendy ? siapa dia sha? Baru denger gue ?”
“itu loh yang gue di suruh kak Tania minta Biodata seseorang dan itu namanya kek Rendy”
“Gue ikut ya, gue pengen tau orangnya yang mana, bolehkan?”
“Boleh dong, kalo masalah jalan-jalan, kita kan memang slalu sama-sama”
Di cafe Permata aku, salsha sedang menunggu seseorang, yang bernama Rendy kata salsha dia kakak kelas kami.
“Kak Rendy, sini!” Panggilan Salsha kepada cowok yang baru masuk di Cafe permata sambil melambai-lambaikan tangannya
“Astaga, gantengnya”  ucap aku langsung didepan salsha
“Hy, kak kenalin ini sahabat gue, gak papa kan gue bawak dia?”
               
“Ya gapapa kok sha, eh kenalin gue rendy” Ucap kak rendy sambil menjulurkan tangannya dihadapanku
“Nabila” ucapku
“Astaga kok nyaman banget ya waktu pegang tangan dia, hati gue juga gemeteran ini, aduh sepertinya muka gue merah, jangan-jangan gue jatuh cin.......”
“Woy melamun aja” Suara shalsha yang menghentikan aku seketika berbicara di hati
“Hahahahaa, Happy Birhday ya Sha” kak Rendy pun tertawa
“makasih kak, eh sahabat gue juga ulang tahun kak”
“Maksud lu Nabila?”
“Iya kak”
“Selamat Ulang tahun ya bil, kalian kok bisa sama sih ulang tahunnya”
“Yah gitu deh kak, namanya Allah yang takdirin seperti ini”
“hahaha, iya deh.. Kalian sama-sama cantik”
“Astaga ada lesung pipi nya, manis banget” ucap gue di hati lagi
Pada saat telah sampai rumah, kami belajar seketika aku keinget kak Rendy.
“Sha, gue lagi suka sama seseorang loh?”
“Hah! Serius lu, siapa siapa ?, ciee jatuh cinta”
“itu, tuh sama kakak yang tadi bertemu sama kita di cafe Permata, kak Rendy”
“Apa bila suka sama kak rendy ?, astaga gue juga suka sama kakak itu bil, dan lu juga suka sama cowo yang juga lagi gue taksir, gue harus gimana bil. Apakah gue harus hentiin rasa suka gue sama kak rendy, apa gue harus ngalah lagi demi lu bil masalah cinta ? Apa gue terus kejar cinta kak rendy,astaga gak gak itu sama aja gue egois dan sama aja gue sakiti hati orang yang paling berarti dalam hidup gue, gak gak, gue sayang lu bil, biarlah ini berlalu” Ucap nabila dalam hatinya
“sha, sha, sha” suara gue sambil dadah-dadah di depan wajah salsha, agar dia tidak melamun lagi
“Eh iya bil, kenapa?”
“Astaga gue naksir sama kak rendy, please!! Bantu gue agar dia juga ngejar-ngejar gue, lu kan dekat sama dia”
“Iya, iya bil nanti perlahan, bakalan gue bilang”
“Makasih ya Sha, lu itu memang sahabat terhebat gue deh, gue sayang banget sama lu, seumur hidup gue”  kata aku sambil memeluk Shalsa
“Gue juga sayang sama lu bil, sampe gue ngalah untuk yang kesekian kalinya masalah cinta, kenapa ya bil Allah takdirin gue sama lu buat selalu naksir sama cowok yang sama? Apa dibalik ini semua bil?” kata hati Salsha sambil membalas pelukan nabila
Hari ini Salsha ada janji buat ketemu sama kak Rendy di taman.
“Bil, gue ada janji sama kak rendy buat ketemu dia hari ini, lu ikut?”
“Hoammmmm, badan gue sakit banget sha, lu aja deh”
“Ah, serius lu. Yaudah deh gue batalin aja janji gue sama dia, gue mau jagain lu, takutnya lu kenapa-kenapa lagi”
“Eh jangan dong, udah pergi aja sana, gue gapapa. Inget sampaikan salam gue sama kak rendy, lu harus uruskan gue sama dia, ya sha”
“Astaga bil, lu sakit masih aja kek gini, lu seharusnya mentingin kesehatan lu dulu dong bukan malah cinta lu sama kak rendy, gak gue mau nemenin lu.”
“Ah, gak enak lu” Jawab gue dengan wajah bete
“yaudah deh yaudah tapi lu janji sama gue, istirahat, makan banyak-banyak, itu obat ada di laci gue, iya iya gue bakal nyampein pesan lu”
“Iya Bawel, makasih ya sayang”
Disebuah taman nan indah dan sejuk terlihat 2 orang sedang berbicara serius mereka, Rendy dan Salsha
“Sha gue mau  ngomong sesuatu sama lu”
“Kak, gue mau ngomong sesuatu sama lu” mereka berdua dengan bersamaan berbicara
“Eh... Lu deluan aja deh kak”
“Yaudah, lu deluan aja”
“Yaudah kakak deluan aja, yang muda harus ngalah sama yang tua”
“Ah,, gue belum tua buktinya muka gue masih kek masih umur 12 tahun. Hahaaha”                        
“Ah bisa aja lu kak, yaudah ngomong deh, mau bicara apa”
“Sha, gue gue. Semenjak dekat sama lu, gue udah mulai ada rasa sama lu, gue cinta cintaa sama lu sha, lu mau jadi pacar gue?” Ucap Rendy sambil perlahan memegang tangan Salsha
“kak, maaf. Gue  gak bisa ngabulkan permintaan kakak, buat jadi pacar gue, sekali lagi maaf ya kak” kata salsha sambil melepas tangan rendy

“Kenapa sha, lu gak cinta sama lu, apa belum cukup waktu yang selama ini kita lalui sama-sama?”
“Bukan gitu kok kak”
“Jadi?”
“Nabila kak, dia suka sama kakak semenjak dia ketemu sama kakak, gue cinta kok sama kak Rendy, tapi kak kalo namanya si nabila, dia sahabat ku kak, aku rela ngalah demi dia, kak aku mohon cintai nabila ya kak, perlahan-lahan kakak pasti bakalan lupain aku, dan bakalan cinta sama Nabila, dia orangnya baik kak, bahkan dia lebih enak diajak ngobrol dibandingkan sama aku, aku minta  tolong ya kak, aku sayang banget sama Nabila, yayaya kak”
“Astaga Sha, gue makin salut sama lu, hati lu terbuat dari apa sih, sampe lu relain perasaan lu demi sahabat lu”
“kakak gak tau kak, aku sayang banget sama Nabila, dia wanita terhebat setelah Ibuku, dia selalu ada buatku kak, dia bawel banget kalo aku ada salah gitu, dan setelah itu dia kasih aku nasihat dan peluk aku itu kalau aku udah salah sama orang lain, dan begitu sebaliknya, dia selalu ngedukung aku kak, semuanya kami lalui sama-sama, kak mohon sayangin Nabila ya”
Beberapa waktu ntah kenapa aku merasa ada yang beda dengan bagian dalam tubuhku, sampai aku mendam penyakit yang ku rasakan sama Salsha, aku Cuma gak mau dia khawatir. Tapi karna aku gak kuat mendam ini dan semuanya terasa sakit.
“Aduhhhhh, Salsha” Ucap ku sambil meringkih kesakitan
“Lu kenapa bil?”
“Sakit sha, sakit banget”
“Kita ke dokter ya, gue gak mau lu kenapa-kenapa, lu harus sembuh demi gue dan orang-orang sekitar lu”
“Iya deh sha”
Aku pun pergi kerumah sakit sama Salsha, dan orang tua salsha. Aku dirawat di rumah sakit. Diperiksa sama dokter, kemudian dokter tersebut keluar .
“Orang tua Pasien?”
“Saya dok” Kata ayah Salsha yang mengaku sebagai orang tua nabila
“Ikut sama ke kantor saya pak”
                Ayah Salsha pun berbicara dengan dokter 4 mata
                “Pak kita harus segera mencari donor ginjal yang cocok untuk anak bapak, karna ginjalnya mengalami gangguan, kalau tidak perlahan-lahan dia kan meninggal”
                Ayah Salsha pun keluar dan menyampaikan itu pada Salsa.
“Pa, aku mau ketemu dokter. Aku mau donorin ginjalku buat Nabila semoga ginjal ini cocok sama dia”
“Gila. Kamu masih kecil Sha, Papa gak mau kamu kenapa-kenapa”
“Salsha gapapa pa, salsha rela ngelakuin apa aja buat kesembuhan Nabila, Nabila harus sembuh harus”
                Salshapun berlari menemui Dokter.
“Dok, saya Sahabat Nabila, Ambil Ginjal saya, buat dia dok, periksa saya dok. Saya berharap itu cocok buat Nabila”
“Baiklah saya akan melakukan itu”
                  Setelah pemeriksaan dilakukan ternyata ginjal Salsha cocok untuk nabila, dan dokter langsung melakukan operasi. Setelah selesai Salsha langsung menghampirin Nabila.
“Bil, lu harus sembuh. Gue sayang sama lu. Gue kangen kita ketawa, bercanda, nangis2an, jalan-jalan bareng semuanya gue rindu bahkan gilanya elu, gue rindu dari hal yang kecil sampe hal yang besar. Lu harus sembuh, Lu harus jaga kesehatan lu, karna sekarang kita berdua hanya menggunakan 1 ginjal kita, Kita bakalan lalui semuanya sama-sama bil, sadar sayang, bangun dari tidur panjangmu”
Tiba-tiba tangan nabila bergerak, dan perlahan dia buka matanya.
“Salsa, Mama, papa dima kalian”
“Nabila, aku disini”
“Sha, lu gak ninggalin gue kan”
“Gak lah bil, gue ada disamping lu. Gue bakalan temanin lu, gue yang jagain lu sampai lu bangun dan kembali sadar detik ini, itu karna gue sayang sama lu, lu janji ya sama gue, lu harus kuat demi gue. Lu harus sembuh, gue gak mau kehilangan lu, gue masih pengen lu ada disamping gue selamanya”

“Sha, makasih ya udah selalu ada buat gue, sampai gue sakit kek gini lu namani gue, sementara orang tua gue, mereka hanya bisa kasih gue uang, uang tapi tidak dengan perhatian, seperti yang lu lakukan ke gue, lu orang terhebat didunia ini yang gue kenal, yang gak pernah jenuh-jenuh buat ada disamping gue”
“Lu kan selain Sepupu, lu juga sahabat gue satu-satunya dalam hidup gue, gue gak butuh banyak teman kalau satu Sahabat aja udah buat gue bahagia’’
                Alhamdulillah, Akhirnya Nabila sadar, dan sudah boleh diijinkan untuk pulang kerumah karna keadaannya sudah membaik. Rendy menjenguknya.
                “Hy, Nabila gimana keadaannya, nih gue bawain buah-buahan”
                “Makasih ya kak, Gue gapapa kok kak”
                “jaga kesehatan lu ya bil, gue gak mau lu kenapa-kenapa, banyak yang sayang sama lu bil, dan gak mau kehillangan lu, misalnya kayak gue”
                “ah kakak bisa aja deh”
                “Yaudah gue pulang ya Bil, kirim salam aja sama Salsha ya”
                “Ya kak ntar gue sampein salamnya sama salsha”
                Rendy pun pulang. Aku langsung menghampiri Salsha dengan wajah yang berseri-seri.
“Sha, lama amat lu mandinya, jangan bilang lu makanin sabun makanya lama”
“Gila lu,  eh kak rendy udah pulang?”
“Eh iya udah, dia nyampein salam sama lu, sha gue seneng banget”
“Kenapa bil?” Tanya Salsha dengan keponya dari kamar mandi
“Kak rendy perhatian sama gue, senangnya”
“Syukur deh, gue senang banget lu bisa bahagia bil, meskipun hati gue sakit banget. Kak rendy sekarang lebih  perhatian sama lu” Kata hati Salsa
“Gue ikut bahagia liat lu bahagia bil” teriak Salsha dikamar mandi
Semenjak itu aku sering SMSan sama kak Rendy, ketemuan, sampai jarang aku habisin waktuku lagi sama Salsha, habisnya aku lagi jatuh cinta, sampai lupa sekitar, aku suka senyum-senyum sendiri kalau udah dapat SMS dari kak Rendy.
Hari pun terus berlalu, gak terasa sudah 27 Januari sebentar lagi 4 Februari 17 tahun sama si Salsha bawel.           
“Bil, gue mau pergi yaa, gue mau jumpa seseorang”
“Yaudah sha, hati-hati ya” jawab gue tapi hanya menatap layar hp
“Bil, lu berubah banget, mana lu yang dulu selalu sibuk minta ikut kalau gue mau pergi, lu berubah semenjak Kak Rendy naksir sama lu, tapi biarlah kalau itu yang bisa buat lu bahagia gue rela kok”
Salsha pun pergi buat jumpa sama Kak rendy di suatu tempat.
“Kak bentar lagi kan aku sama Nabila ulang tahun kakak janji ya bakalan nyatain cinta sama Nabila”          
“Oke sip. Kakak gak sabar nunggu 4 Februari kalian itu”
“Hahaha, kakak bisa aja”
Tiba-tiba dari belakang Nabila datang melihat semua kejadian itu dia langsung bete.
“Kak Rendy, Salsha. Tega benget lu ya sha. Sahabat gak tau diri lu” kataku sambil pergi ninggali mereka berdua
“Nabila, tunggu dengarin penjelasan gue” Teriakan Salsha sambil ngejar gue
“Please dengarin penjelasan gue” Kata salsha sambil menarik tangan gue
“Gak ada yang perlu dijelasin Sha, gue kira lu benar2 sahabat terhebat gue ternyata lu sama aja kayak yang lain bahkan lu lebih parah, gue benci lu sha”
“Bil, lu salah paham, semua gak seperti yang lu pikirkan”
Tanpa dengar penjelasan Salsha aku pergi lari menyebrang jalan tiba-tiba Sebuah mobil hampir menabrakku tapi................
“Nabilaa, Awasss” Ucap salsha sambil mendorongku sementara dia telah tergeletak dengan darah di sebagian tubuhnya
“Sha, bangun sha, bangun, kenapa lu nyelamatin gue, sementara itu kesempatan lu buat senang-senang sama kak rendy tanpa gue” Tangis gue sambil ngomong sama salsha yang telah pingsan dengan darah yang begitu banyak
“Itu karna dia begitu sayang sama lu bil, udah nanti aja gue jelasin kita bawa salsha ke rumah sakit”

                Salsha pun dibawa ke rumah sakit, dokter pun segera memeriksanya, keadaan Salsha sangat lemah dengan 1 ginjalnya, hanya mukjizat yang dapat membantu dia untuk sembuh.
                “Bil, kenapa sih lu tadi langsung pergi aja tanpa mendengar penjelasan Salsha, lu mau tau gak seminggu lagi ulang tahun kalian, jadi salsha mau buat kejutan sama lu, dia pengen liat gue nyatain cinta sama lu, karna gue udah cinta sama lu, lu tau gak sebelum gue cinta sama lu, gue lebih dulu cinta sama salsha, tapi gue ditolaknya, lu tau itu karna apa ? itu karna dia sayang sama lu bil, dia bilang ke gue, ‘cinta banyak kak bisa dicari, tapi sahabat kayak Nabila jarang didapat’ makanya dia rela ngelakuin apa aja demi lihat lu bahagia, lu tau gak pas lu sakit dia yang selalu jagain lu, bahkan lu hampir mati karna ginjal lu ada gangguan tapi Salsha langsung nemui dokter buat periksa ginjal, ternyata ginjalnya cocok sama lu, sekarang dia hanya gunakan 1 ginjalnya, gue gak yakin Salsha akan terselamatkan atau gak, Cuma mukjizat bil”
                “Sha, lu harus kuat. Lu jangan tinggalin gue” Tangisanku saat ku dengar semua penjelasan kak Rendy
                Aku segera pergi ninggalin kak rendy untuk pergi ke Mushola, aku menangis dari aku mengambil wudhu sampai aku selesai shalat.
                “Allah, selamatkan sahabat gue, gue sayang sama dia, gue gak mau kehilangan dia, tolong Allah perlihatkan Mukjizat Mu”
                Salsha tak kunjung sadar sementara orang-orang di sekitarnya sangat merindukan, dan menghawatirkan keadaannya.
“Sha, lu bangun. Lu gak rindu sama kita. Lu udah seminggu tidur. Apa di tidur lu, lu lagi mimpi indah sampai-sampai lu lupa sama dunia nyata lu, apa mimpi lu lebih indah dari pada dunia lu yang ada orang-orang disekeliling lu yang sayang banget sama lu, Sha besok ulang tahun kita, seharusnya malam ini, kita ngitung bintang, pejamkan mata, lalu kita berdoa, Sha bangun besok 17 tahun kita, Gue udah beliin kue buat kita, lu harus tiup sama-sama gue, lu harus sadar sha. Banyak yang rindu sama lu. Konyolnya lu, senyum, tawa, candanya lu gue rindu semua tentang lu, hisk hisk “ Isakkan tangisan ku, namun shalsa tak kunjung siuman
 Udah jangan nangis lagi ya Bil, kasian Salsha kalau tau lu nangis”
“gue gak kuat kak liat keadaannya yang seperti ini, kenapa dulu dia harus nyelamatin gue, dia bodoh banget kak, rela mempertaruhkan nyawanya demi aku yang egois ini, dia bodoh kak, orang tua ku aja gak seperti dia, mereka sibuk dengan bisnis mereka, seharusnya shalsa biarin gue mati, gue sayang dia kakak, gue Cuma pengen dia sama-sama gue lagi”
“Udah ya bil, lu gak boleh kayak gini. Mungkin Shalsa malaikat yang Allah kirim kan buat lu”
                Jam pun sudah menunjukkan pukul 24.00, tepat 4 Februari. Yang lain sudah pada terlelap tidur dirumah sakit, sementara Nabila bangun dan memasang api pada lilin
                “selamat ulang tahun Shalsa, Selamat Ulang Tahun Nabila, Sha bangun, dulu waktu kita ulang tahun lu yang selalu bangunin gue, sekarang  gantian gue yang bangunin lu. Tapi kenapa lu gak mau bangun, Bangun sha, bangun ini Hari lahir kita, seharusnya hari ini kita bahagia, sambil berdoa dan tiup lilin ini sama-sama, bangun sha bangun, kenapa lu gak dengirin gue, Apa lu  udah benci sama gue, sampe lu rela lebih nyaman sama mimpi lu itu, lu jahat sha, bangun sha” Tangisan ku sambil mendorong badan shalsa buat bangun, tapi dia tak kunjung bangun
                Aku pun meniup lilin itu sendirian, kali ini doaku tak ku ucapkan dalam hati namun aku tuliskan pada sebuah kertas kuletakkan disamping shalsa, Lalu aku pergi ninggalin Shalsa. Aku bermalam di mushola aku Cuma bisa menangis disana, dirumah Allah.
                Pada saat jam 02.00 Shasla terbangun dari komanya, perlahan dia membuka matanya, terlihat kedua orang tuanya yang tidur di kasur sebelah. Dia juga melihat disampingnya sebuah kue dan sebuah surat perlahan dia gapai tangan itu kearah surat tersebut.
                “To Salsha Vanessa
                Selamat hari lahir yang ke 17 tahun kembaran gue, sha gue kangen  banget sama lu, maafin gue ya, gue udah banyak salah sama lu, lu rela ngelakuin apa aja sama gue, sampe lu rela pertaruin nyawa lu buat gue. Sha lu harus kuat yaa, lu harus sembuh. Gue kangen semua tentang lu. Kapan sih sha lu bangun dari tidur panjang lu, kenapa ? Apa lu nyaman sama Mimpi lu, apa lu gak kangen sama dunia lu, sha gue sayang banget sama lu, lu harus bangun. Pokoknya di 4 Februari ini lu harus sadar, Lu harus bisa tunjukin senyum lu sama semua orang kalau lu kuat.
                                                                                                                                                                                From     : Nabila Ariska



                Perlahan shalsa membuka laci yang dekat dengannya, dia mengambil sebuah buku dan pena, kemudian perlahan dia gerakan tangannya untuk menulis sebuah surat untuk salsha dan diletakkannya di sampingnya, kemudian dia tersenyum melihat kedua orang Tuanya. Lalu dia kembali tidur terlelap.
                Disebuah musholla Nabila telah terlelap di dalam mimpinya yang sedang bertemu shalsa.
                “Shalsa, lu cantik banget, lu mau kemana”
                “Gue mau pergi bil, gue titip orang tua gue ya, lu sering main-main kerumah ya walaupun suatu saat gue bakalan pergi”
                “Lu mau pergi kemana? Gue ikut ya”
                “Gak boleh lu gak boleh ikut, lu harus kuat disini, didunia lu ini”
                “Ini dunia lu juga sha, sombong banget lu, gak ngakuin ini dunia lu”
                Kemudian Salsha anak tersenyum dan pergi meninggalkan Nabila dengan cahaya yang terang, Nabila pun terbangun dari mimpinya.
                “Salsha, dimana lu? Lu mau pergi kemana tadi. Gue harus pergi jumpain salsha. Gue gak mau dia kenapa-kenapa” kataku yang telah terbangun dari tidur dan langsung berlari ke rumah sakit.
                Nabila pun masuk ke rungan salsha dirawat, melihat semua orang tengah menangis diatas duka karna salsa sudah dipanggil oleh Allah, Nabila Cuma bisa terdiam melihat semuanya, dia serasa tak ingin berbuat apa-apa, lalu dia melihat sebuah buku ternyata itu surat dari shalsa, Nabila segera mengambilnya dan membacanya,
                “Dear Nabila Ariska
                Selamat Ulang Tahun ke 17 tahun kembali sahabat terhebat yang pernah gue kenal, selama hidup gue, gue bangga kenal lu. Makasih ya udah lu udah beri banyak kenangan yang hebat dalam hidup gue, Makasih ya lu udah mau rawat gue. Bil, maaf ya gue terlalu tertutup masalah cinta sama lu, sebenarnya dari SMP gue suka sama cowok yang juga lu taksir tapi gue slalu ngalah demi lu, karna gue gak mau buat lu ngejauhin gue, gue gak butuh cowok-cowok yang lu dan gue juga taksir, tapi gue Cuma butuh lu, itu alasan yang mungkin buat gue rela ngalah sama lu, lu jangan salah paham ya sama gue tentang hal kemarin, gue gak mungkin nusuk lu dari belakang karna kak Rendy, dia memang sempat nyatain cintanya sama gue tapi gue tolak. Karna gue tau lu juga sayang sama kak Rendy. Jujur aja ya bil, gue kangen banget sama lu yang dulu yang sebelumnya belum kenal sama kak rendy, Jujur gue kehilangan sosok lu yang selalu ada buat gue ketawa, ceria, hal-hal konyol yang kita lakuin berdua tapi semenjak lu dekat sama kak rendy, gue merasa lu lupain gue, karna lu yang tiap saatnya sibuk dengan layar hp lu, jujur disitu gue pengen nangis tapi hati gue bilang ‘sabar, lu kan sayang sama dia, seharusnya lu gak boleh nangis karna dia lagi senang’ Cuma kata-kata itu yang jadi penyemangat gue bil, Gue sayang banget sama lu, Gue titip semuanya sama lu ya, Gue juga titip juara 1 gue sama lu, kan sekrang lu bisa dapat juara 1 karna gue gak ada, pokonya gue titip sumuanya sama lu, Mungkin disaat lu baca surat ini gue sudah gak ada lagi di dunia ini, Allah Adil banget ya bil, dia beri kesempatan 5 menit sama gue buat sadar sebentar hanya buat nulis surat buat lu ini, maaf ya bil, kalau gue harus ninggalin lu slama-lamanya. Sering main-main kerumah ya, meski gak ada gue. Jangan sedih ya, kan masih ada gue dihati lu, dan ginjal yang ada sama lu, itu kan juga bagian dari tubuh gue, jagain dia ya sha, lu harus bisa jagain kesehatan lu juga, karna siapa tau gue udah gak ada disamping lu. Gue Sayang sama lu Nabila Ariska”          
                                                                                                                                                                From : Salsha Vanessa
                “Sha, lu kenapa jahat banget sama gue,  lu ninggalin gue, bangun sha, lu bilang lu rindu sama gue, Lu udah ninggalin gue seminggu tapi sekarang lu harus ninggalin gue buat slama-lamanya, lu kira gue senang liat lu mati kayak gini, Bangun sha, jangan tinggalin gue, gue mau ikut sama lu, karna kita kemana-mana selalu sama, bangun gak lu bangun sha” Tangisan ku, sambil memeluk tubuh Salsha yang sudah tak bernyawa lagi
                “Bil, ikhlasin salsha ya, kasian dia disana kalau liat lu nangis kayak gini, meskipun shalsa udah ninggalin kita tapi shalsa masih ada dihati kita” Rendy pun melepaskan pelukan Nabila dari tubuh shalsa dan memeluk nabila
                “Makasih ya kak udah buat gue tenang, hisk hisk”
                “Udah dong jangan nangis lagi” Ujar rendy sambil menghapus air mata Nabila
                  "Iya kak, aku udah ikhlasin Salsha, mungkin disana dia bisa lebih tenang, Sha aku disini bakalan tetap doain kamu, kamu baik-baik ya disana, kita semua pasti bakalan rindu sama lu" Kataku
                Bagiku tidak ada yang namanya “MANTAN SAHABAT” sesalah apapun dia sama kita, pasti dia punya alasan buat itu, Sahabat sejati susah untuk didapat, namun beribu teman gampang untuk dicari disaat kita senang, beda dengan sahabat dimana dia selalu ada buat kita meskipun dia tak disamping kita, Dia datang disaat semua teman menjauhi dan melupakan dia. Aku sampaikan kepada SAHABAT-SAHABATku, Makasih sudah mau jadi penyemangatku selama ini, Makasih sudah mau ada buatku meskipun tak selamanya ada. Makasih untuk kisah-kisah yang telah kita lalui sama-sama. Aku bangga Kenal Kalian. Terkadang kalian adalah orang tuaku yang selalu menginginkan ku jadi yang terbaik. Terkadang kalian juga seperti guru bagiku, yang mengajarkanku hal tentang persahabatan, terkadang kalian juga keluarga bagiku yang mampu membuat ku tertawa, menangis, emosi namun semua indah dengan kecandaan yang ada. Namun kalian bukan musuh bagiku yang selalu ingin menjatuhkanku. Kalian Sahabatku yang ingin memberi dukungan padaku dan sebaliknya dengan aku pada kalian
                  Dari Rizka Fitria.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar