Selasa, 10 Maret 2015

ntar aku lanjut, ngantuk

Aku mau bercerita.....
Dia seorang gadis yg terlahir dari keluarga yg mungkin pas2an, ayahnya bekerja sebagai penjait dan ibunya membajak ladang/sawah pergi fajar pulang sore. Dia adalah anak kedua dari 4 saudara, kakanya hanya lah tamat SD, sempat kakaknya masuk Melanjut ke MTS namun sekolah itu tutup saat dia kelas 2, raportnya hilang sementara dia sangat ingin bersekolah, anak ke2 tadi menyuruh ibunya untuk membiarkan dia bersekolah disekolah SMP anak ke 2 tadi, namun ibunya malah menyuruh dia,
"Udhlah kau bantuin mamak beladang aja ya nak" tanpa panjang lebar harapannya untuk bersekolah putus di tengah jalan dan tanpa panjang lebar dan dgn terpaksa dia menganggukan kepalanya dan masuk ke kamar. adiknya yg ke 3 cowo hanya lah tamat  SMP, semenjak melanjut ke STM dia sering cabut, orangtua nya sering dipanggil ke sekolah karna kenakalannya pernah ibunya menangis
Karna ulah anak yg 3, karna dan di situ dia memang harus berhenti sekolah, anaknya yg ke 3 bertekat bekerja, dan mulai bekerja dibengkel pemilik orang cina, yg dimana dia mengalami masa2 keras oleh atasannya, perkataan2 kasar apabila kerjaan tidak beres, pernah dia melakukan kesalahn tanpa pikir panjang lebar atasannya langsung membuang oli ke arah adiknya tadi, dan pulang kerumah, ibunya heran dia nangis dan ibunya menasehatinya sambil mendegabnya di pelukan ibunya
"Udahlah jangan kau nangis, namanya juga hidup. Hadapi aja ya nak, kerjalah lagi kau yaa"
Tanpa basa basi dia langsung mandi dan kembali bekerja dengan lebih percaya diri bahwa dia bisa meskipun anak seusia nya seharusnya bersekolah, bermain, belajar , dengan anak2 seusianya namun karna ekonomi keluarga dia rela putus sekolah untuk bekerja, setiap ada barang2 bekas yg ia lihat dijalan selalu ia pungut untuk dia jual ke tukang butut, itulah kehidupan mereka....
Anak terakhir yaitu cewe, dia tamat hanya sampai STM, pada saat masa STM hanya dia perempuan yg lain pada cowo. Sebelumnya anak yg kedua menginginkan adiknya melanjut untuk berkuliah tapi dia malah memilih untuk menikah muda,
Oke, aku mau cerita kisah hebat, anak kedua tadi
Hidup keluarganya memang sangat pas2an, tapi dia tidak pernah putus asa dia yg trus berdoa dan berusaha, dengan didikan yg keras yg ditanamkan oleh orang tuanya dapat membuatnya bangkit meski pahit yg dia rasakan, akan sebuah nasib yg ditakdirkan Allah untuk terlahir ditengah2 keluarga yg terbilang pas2nya, namun dia ttp bangga dan bangkit. Ibunya mendidik sangat keras padanya, jika dia mengaduh/mengaduh dihukum guru maka ibunya akan menambah menghukumnya, oleh karna itu dia tidak ingin dihukum setiap hari. Semanjak masa SMP dia yg tiap malam bangun jam 3 pagi, shalat tahajut, berdoa agar setiap langkahnya dimudahkan Allah  lalu dia yg belajar hanya dengan di terangin lampu teplok yg tak seberapa terangnya,, dengan suasana yg sunyi senyap, itu yg membuat dia dapat nyaman, terfokus oleh pelajarannya, dengan ketekunannya Allah memudahkan setiap urusannya. Sempat kedua orang tuanya berfikir untuk menyekolahkannya hanya sampai tamat SMA, tapi dia yg berhasil meluluhkan kedua orang tuanya, disaat bapaknya berkata
"Udah selesai anak ku sekolah, bantu2 mamaklah kau nanti ya nak, atau ikut ayah menjait"
"Belum yah, aku masih mau lanjut lagi, aku mau kuliah"
"Ah dari mana uang kita nak, buat makan aja pas2an"
"Aku udah bertekad mau naikkan derajat mamak sama ayah, aku gak mau lagi lihat kalian dihina sama orng2, karna hidup kita ini, gimana pun aku harus bisa sekolah tinggi2 ya, liat adik2 sama kakak diantara mereka harus kayak gini, aku gak mau sampai kayak mereka. Aku bukan keras kepala yah, tapi aku ingin membanggakan kalian didepan orang banyak, aku mau tunjukkan ke orang2 bahwa kalian bisa sekolahkan aku tinggi2 meski pun pendapatan kalian pas2an, " perkataannya sambil nangis
Bapaknya hanya bisa menunduk, ibunya datang menghampirinya dan mengelus dadanya sambil berkata
"Mamak gak mau buat harapanmu putus, mamak usahakan dari manapun biaya mu, berapapun itu mamak cari. Insyaallah langkahmu dimudahkan Allah"
"Makasih mak, aku gak akan sia2 kan kesempatan ini, kalian orang hebat ku"

Hari pun berlalu, saat dimana anak kedua tadi akan pergi mendaftar ke medan ,
" mak, yah doakan aku ya"
"Mamak selalu berdoa yg terbaik untukmu nak, ini untuk uang makan, pendaftaranmu, segala macam cuman 50.000 yg ada bawa ya, nanti kalo kurang biar mamak pinjam sama tetangga2"
"Mak ini terlalu banyak buatku ini 20.000 buat mamak, dengan uang 30.000 itu udah lebih cukup untukku, " sambil memberi uang ugal receh2, dan seribuan bnyaknya yg berjumlah 20.000,"
Dia salam kedua tangan orang tuanya sambil meneteskan air mata
"Allah, tangan ini yg membuat ku seperti ini, tangan ini yg sllu mendoakan setiap langkahku, jangan buat aku menyia2kan pengorbanan mereka ya Allah" katanya dalam hatinya.
tetangga2 nya tampak sinis terhadap keluarga itu dan ngomong2 , bahkan menghina, menjelek2kannya,
"Alah paling gak sampe 2 bulan, udah putus. Sok2an mau kuliah dimedan pulak, gak sadar diri"
"Walah sok hebat x mau sekolah tinggi dimedan, buat makan aja susah kok"
"Mimpi apa semalam (nama ibunya) kok bisa kau suruh anakmu kuliah, walah nanti putus tengah jalan, hahaha"
"Kuliah gak kuliah samanya kalo miskin ya ttp miskin lah yuk yuk "
"Berhayal kok terlalu tinggi, anak tukang jahitaja pun cita2 kayak anak penjabat"
"Paling ke medan bukan kuliah, tapi mau cari kerjaan kayak pembantu gitu"
"Jangan sampe jual rumah ya yuk, nanti anak putus sekolah, rumah kejual, jadi gelandangan hahaha"
tapi ada 1 yg membela segala kerja keras anak kedua tadi , dia bilang
"Jangan taunya mengolokan orang yaa, urusin aja urusan kalian masing2, udah benarkah??? Intropeksi diri. Belum ada kan anak2 kalian yg kuliah paling tamat SMA nikah, aku salut liat dia yg gak putus asa, sekali lagi jangan taunya ngejelekin2 orang, sadar diri dulu"
"Alah tausah ceramahlah mbak, memang betul kok apa yg kami bilang liat aja nanti pasti akhirnya putus sekolah"
Itulah sekilas hinaan , olokan mereka terhadap keluarga itu
"Ku tunjukkan sama kalian aku bisa, ku tunjukkan sama kalian semua, bahwa semuanya gak sia2, Allah kuatkan aku, mudah kan perjalanan hidupku, bismillah" katanya dalam hati.
"Jangan dengarkan kata mereka nak, berjuanglah"  dia pun pergi dengan memberikan senyum manisnya kepada orang tuanya dan tetangga2 yg telah mengoloknya. Dia pergi bersama kawannya dengan naik motor gerobak, dia menumpang karna pas banget mereka mau kemedan, dia tahan2 bercampur2 dengan cabe2, bawang2, demi masa depannya, demi mengharumkan nama orang tuanya di kampungnya.
Setelah sampai medan, dia menumpang tidur ditempat kakak temannya tadi, keesokan paginya mereka b

Tidak ada komentar:

Posting Komentar